Resep Kastangel And Do It Yourself
Entah sudah berapa kali saya mengalami patah kran air, namun kejadian dua hari yang kemudian yaitu yang paling berat. Kran basuh piring yang awalnya hanya meneteskan air, ketika saya putar untuk dibetulkan justru lepas dengan sukses. Besi kran yang menempel di tembok berkarat dan aus. Untung saja jalan masuk air dari toren sudah dimatikan, kalau tidak betapa hebohnya saya harus berjibaku dengan air yang menyemprot deras ke dapur. Sialnya, sebagian besi dari kran masih tertinggal didrat pipa outlet di tembok, dan kalau hendak diganti dengan kran gres maka potongan besi berkarat tersebut harus dikeluarkan terlebih dahulu. Itu kejadian di pagi hari sebelum berangkat ke kantor, ahad lalu. Sempat terpikir hendak mengambil cuti semoga seharian itu dapat membetulkannya, namun dengan hati kesal alhasil saya tetap berangkat juga.
Sepanjang perjalanan ke kantor saya pun sibuk browsing mencari cara bagaimana mengganti kran yang patah. Sebenarnya saya dapat saja menelpon Paklik yang tinggal di Depok, namun membayangkan dia harus jauh-jauh meluncur ke rumah hanya sebab kran air tampaknya terlalu merepotkan. Lagipula apa sih susahnya mengganti kran air? Pekerjaan pertukangan bukan hanya milik kaum pria, selama ada banyak petunjuknya di internet maka kaum perempuan pun dapat melakukannya juga. Pikir saya begitu pe-de.
Sepanjang perjalanan ke kantor saya pun sibuk browsing mencari cara bagaimana mengganti kran yang patah. Sebenarnya saya dapat saja menelpon Paklik yang tinggal di Depok, namun membayangkan dia harus jauh-jauh meluncur ke rumah hanya sebab kran air tampaknya terlalu merepotkan. Lagipula apa sih susahnya mengganti kran air? Pekerjaan pertukangan bukan hanya milik kaum pria, selama ada banyak petunjuknya di internet maka kaum perempuan pun dapat melakukannya juga. Pikir saya begitu pe-de.
Akhirnya saya menemukan beberapa artikel yang sesuai dengan kebutuhan, peralatan yang dibutuhkan juga sederhana yaitu sebuah gergaji besi kecil untuk mematahkan sisa pipa kran, sebuah obeng pipih untuk mencongkel, kran air baru, dan seal tape untuk mencegah air merembes. Semua alat-alat tersebut saya temukan di toko DIY di Mall Ambassador. Supermarket perlengkapan rumah dan segala pernak-perniknya ini tidak mengecewakan lengkap, banyak sekali barang untuk keperluan rumah sehari-hari ada. Harga yang diberikan juga lebih murah dibandingkan toko bangunan di bersahabat rumah.
Untungnya hari itu perjalanan pulang ke rumah tidak semacet biasanya, saya datang di dapur pada pukul setengah tujuh dan sehabis menggendutkan perut dengan sekotak susu coklat untuk berbuka puasa, pribadi terjun menyisingkan lengan baju mengganti kran. Hal pertama yang saya lakukan yaitu menggergaji sisa besi yang berada dalam drat pipa di tembok, artikel mengatakan, "Lakukan dengan hati-hati jangan hingga merusak drat pipa." Awalnya saya lakukan dengan hati-hati, hingga alhasil besi tak kunjung terpotong dan saya mulai menggergajinya dengan tenaga kuda. "Potong besi di dua bagian, dan congkel dengan obeng pipih," yaitu kode berikutnya. Tapi potongan besi yang menempel erat didalam drat pipa susah dilepas walau telah dicongkel sekuat tenaga, alhasil saya mengambil ulekan kerikil (martil tak ditemukan!) dan mulai memukul obeng keras-keras. Usaha ini alhasil berhasil, besi pecah menjadi beberapa keping dan sisa bagiannya gampang dicongkel.
Saya bersorak-sorak happy di dapur, ada kepuasan tersendiri berhasil menaklukkan sebuah pekerjaan yang bukan menjadi keahlian. Apanya yang susah sih mengganti kran sendiri? Batin saya sedikit meremehkan. Proses selanjutnya yaitu memasang kran ke drat pipa di tembok, ini yaitu pekerjaan piece of cake, alias gampang banget, jadi saya sangat optimis problem kran ini akan selesai dalam waktu 10 menit lagi. Kran yang dibeli dari toko DIY dikeluarkan dan mulai dipasang, tapi lagi-lagi problem gres muncul! Bagian panjang pipa kawasan air dikeluarkan tidak dapat dilepaskan dari badannya dan ketika saya putar untuk mengencangkannya maka potongan pipa panjang ini mentok ke kitchen sink. Secara teori harusnya pipa panjang ini dapat dilepaskan untuk mempermudah kran dipasang, tapi tidak ada potongan yang dapat dilepas kecuali sebuah baut super imut yang tampak tertanam disana. Sayangnya saya tidak mempunyai obeng sekecil itu untuk melepaskannya, jadi dengan membawa rasa kesal yang membuncah didada saya berangkat ke toko bangunan di bersahabat rumah sambil menenteng kran yang rusak.
"Ci, saya mau kran air yang persis sama seperti ini," kata saya dengan nafas ngos-ngosan sambil mengacungkan kran bekas tersebut. Untungnya toko bangunan ini masih buka walau jam sudah memperlihatkan pukul tujuh malam. Si Cici elok pemilik toko hanya melirik saya sekejap dan menawarkan kode ke anak buahnya, kemudian lanjut lagi menghitung tumpukan kwitansi didepan hidungnya. Tak memakan waktu lama, sebuah kran yang sama persis dengan versi lamanya saya tenteng pulang, harganya lebih mahal dibandingkan kran di toko DIY. Bagian-bagian kran dapat dibuka dengan mudah, jadi kali ini niscaya sukses.
"Ci, saya mau kran air yang persis sama seperti ini," kata saya dengan nafas ngos-ngosan sambil mengacungkan kran bekas tersebut. Untungnya toko bangunan ini masih buka walau jam sudah memperlihatkan pukul tujuh malam. Si Cici elok pemilik toko hanya melirik saya sekejap dan menawarkan kode ke anak buahnya, kemudian lanjut lagi menghitung tumpukan kwitansi didepan hidungnya. Tak memakan waktu lama, sebuah kran yang sama persis dengan versi lamanya saya tenteng pulang, harganya lebih mahal dibandingkan kran di toko DIY. Bagian-bagian kran dapat dibuka dengan mudah, jadi kali ini niscaya sukses.
Tetap tidak sukses! Akibat menggergaji dan memukul besi sisa pipa kran dengan sekuat tenaga, drat pipa ditembok sebagian somplak dan tergergaji. Kran gres tidak dapat erat terpasang dan air mengucur deras. Saya harus bolak-balik lari ke lantai atas nan gelap untuk mematikan dan menghidupkan fatwa air dari toren. Nafas mulai ngos-ngosan, pakaian lembap kuyup tersiram air dan keringat yang berleleran, perut mengerang lapar sebab hanya terisi susu sekotak, alhasil saya gave up. Kran saya lemparkan ke kitchen sink dan mulai membuka kulkas mencari apapun yang dapat dimakan. Duduk didepan laptop menonton video di You Tube sambil menggasak nastar setoples, saya menyusun rencana hendak migrasi ke rumah adik di Mampang. Jika malam ini kran tidak dapat dibetulkan maka tidak ada air setetespun di rumah Pete. Bagimana kalau perlu ke toilet atau mandi?
Segambreng makanan dan beberapa video You Tube manjur juga menghilangkan stress, sehabis perut kenyang semangat pun muncul. Kembali menuju ke kitchen sink dan kran air, kali ini saya memasangnya dengan perlahan dan hati-hati. Entah sedang hoki atau memang kali ini saya melakukannya dengan benar, kran terpasang dengan kencang dan pas. Saya berlari pontang-panting ke lantai atas menghidupkan fatwa air dari toren. Kali ini tidak ada semburan air kencang yang terjadi, walau masih ada fatwa air kecil menetes dari potongan bawah kran, saya tahu area itu yaitu drat pipa yang rusak sebab kecerobohan saya. Well, walau hasil perbaikan ini tidak sempurna, setidaknya air mengalir kembali dan saya tidak perlu mengungsi. Dan seandainya hal ibarat ini terjadi kembali, saya yakin next time hasilnya pasti akan lebih sukses.
Well saya akhiri kisah 'do it yourself' diatas dan kembali ke resep makanan ringan manis kastangel kali ini. Selain nastar maka makanan ringan manis keju ini juga menjadi favorit untuk mengisi stoples kala Lebaran. Dulu, sebelum dapat membuatnya sendiri, saya tidak terlalu menyukai kastangel. Rasanya yang asin, keju yang tidak terlalu terang dan 'after taste' lemak yang menempel di pengecap dan langit-langit lisan menciptakan kastangel masuk dalam makanan ringan manis yang tidak akan saya coba dikala Lebaran, hingga tentu saja sehabis menemukan formula resep yang sedap. Setelah dibentuk sendiri dengan bahan-bahan premium, mulai dari keju yang berkualitas bagus dan mentega yang mantap, maka kastangel menjadi makanan ringan manis keju yang terasa kaya akan keju dan susu. Untuk kastangel saya berusaha memakai jenis keju cheddar renta yang keras ibarat Edam atau Gouda, keju jenis terakhir tidak sekeras Edam, namun mempunyai aroma keju yang besar lengan berkuasa dengan rasa susu yang sedap. Sedangkan menteganya, saya memakai brand Wjsman dan dimix dengan margarin.
Membuat kastangel tidaklah susah, basic resepnya ibarat nastar. Saya memakai resep kastangel yang dulu pernah dishare di blog, bisa diklik pada link disini. Bagian yang paling ribet mungkin ketika mencetaknya dengan cookie cutter. Adonan menempel di alat cetakan sehingga susah dikeluarkan. Cara gampang lainnya yaitu dengan memotongnya memakai pisau. Berikut resep dan prosesnya.
Kastangel
Resep hasil modifikasi sendiri
Untuk 100 buah kastangel
Tertarik dengan resep makanan ringan manis kering lainnya? Silahkan klik link dibawah ini:
Nastar Keju
Kue Putri Salju
Sagu Keju
Tertarik dengan resep makanan ringan manis kering lainnya? Silahkan klik link dibawah ini:
Nastar Keju
Kue Putri Salju
Sagu Keju
Bahan:
- 150 gram mentega
- 150 gram margarin
- 2 butir kuning telur
- 1 butir telur
- 1 sendok teh vanilla extract (optional)
- 250 - 300 gram keju Edam atau Gouda (atau jenis keju cheddar yang keras lainnya)
- 350 s/d 400 gram tepung terigu serba guna/protein sedang atau protein rendah
- 100 gram tepung maizena
- 3 sendok makan susu bubuk
Olesan:
- 2 butir kuning telur
- 1 sendok teh minyak goreng
- 1 sendok teh air
- 1 sendok teh madu
Cara membuat:
Siapkan loyang untuk memanggang makanan ringan manis kering, alasi dasar loyang dengan kertas baking. Sisihkan. Panaskan oven, set disuhu 160'C.
Ayak jadi satu tepung terigu, susu bubuk dan tepung maizena. Sisihkan.
Parut keju, sisihkan sebagian untuk taburan di permukaan kue, sisihkan.
Aduk jadi satu materi pengoles disebuah mangkuk, sisihkan.
Siapkan mangkuk, masukkan mentega, margarin dan vanilla extract, kocok dengan mikser speed sedang sebentar saja hanya semoga lembut dan adonan tercampur baik. Masukkan kuning telur satu persatu. Kocok hingga tercampur baik.
Siapkan mangkuk, masukkan mentega, margarin dan vanilla extract, kocok dengan mikser speed sedang sebentar saja hanya semoga lembut dan adonan tercampur baik. Masukkan kuning telur satu persatu. Kocok hingga tercampur baik.
Masukkan keju parut, kocok dengan mikser hingga tercampur. Matikan mikser. Masukkan gabungan tepung dengan cara diayak pribadi diatas adonan dalam beberapa tahapan (3-4 kali). Aduk perlahan dengan spatula hingga tercampur rata. Jangan over mixing! Cek adonan dengan menyentuhnya memakai jemari tangan, adonan sebaiknya tidak terlalu lembek atau lengket. Jika lengket tambahkan 1 - 2 sendok makan tepung terigu.
Siapkan kertas baking/plastic wrap di permukaan meja, letakkan segumpal besar potongan adonan. Tutup adonan dengan kertas/plastic wrap dan gilas perlahan dengan ketebalan 1 cm.
Potong adonan dengan cetakan nastar atau cookie cutter khusus kastangel, atau potong-potong adonan dengan pisau. Tata makanan ringan manis di loyang, boleh sedikit berdekatan sebab makanan ringan manis tidak akan melebar selama dipanggang. Olesi permukaannya dengan keju parut.
Panggang di panggangan selama 20 menit, atau hingga makanan ringan manis terlihat coklat keemasan. Keluarkan dari panggangan dan dinginkan di rak kawat. Tata di wadah yang tertutup rapat. Super yummy!