Resep Roasted Spicy Chicken
Sudah usang tidak hujan, saya mulai 'deg-degan' dengan kemarau panjang tahun ini. Jika tahun sebelumnya ekspresi dominan kemarau hampir tidak ada sebab sepanjang tahun turun hujan, maka tahun ini yang terjadi yaitu kebalikannya. Hal yang paling saya khawatirkan yaitu ketersediaan air sumur, rumah Pete tidak memakai air dari PDAM melainkan jet pump bekerja menarik air dari dalam tanah. Kawasan pemukiman padat disekitar rumah dan masing-masing rumah memakai jet pump menciptakan persaingan air sangat ketat. Rata-rata rumah di area ini memakai mesin pompa bertenaga powerful dengan pipa yang panjang. Saya pernah mengalami air sumur tidak keluar sebab kemarau panjang sampai harus memanggil tukang sumur untuk memperdalam sumur. Membayangkan serombongan orang memasuki rumah (karena titik sumur terletak di teras belakang) dan lumpur yang mengotori lantai rasanya tak tertahankan. Setiap kali pompa meraung ketika menarik air, jantung saya berjengit dan pendengaran mendengarkan dengan seksama suara pedoman air.
Tapi dasar manusia, ketika ekspresi dominan hujan datang terutama kala pagi hari dikala berangkat ke kantor, bukannya mengucap syukur saya justru sering menyesalinya. Atau menjerit putus asa ketika langit-langit rumah meneteskan air yang jatuh sempurna diatas jidat kala rebah di kasur. Kini teringat betapa tidak bersyukurnya waktu itu saya menyesalinya juga dan berharap hujan segera turun biar air sumur terisi penuh kembali dan jet pump tidak meraung ibarat singa mengamuk kala menarik air. Sayangnya banyaknya aktifitas masak-memasak yang saya lakukan tidak mendukung upaya ekonomis air sama sekali. Walau mencuci baju hanya dilakukan sekali dalam seminggu dan saya selalu menentukan tombol 'fast' kala mencuci, tetap saja cucian piring dan perabot masak bertumpuk menciptakan frekuensi mencuci menjadi sering.
Jumat kemarin kala pulang dari kantor betapa happy-nya hati kala rintik hujan turun. Walau terheboh-heboh dengan segala banyak tentengan berat ditepian jalan menunggu angkutan umum, tapi hujan yang turun benar-benar berkah tak terduga. Untungnya sebelum sekujur badan berair kuyup, sebuah taksi biru kosong melintas dan saya kondusif didalamnya menikmati curahan hujan super deras dari langit. Sepanjang jalan saya berharap hujan yang tidak usang ini cukup membantu air tanah sedikit terisi dan berharap ini yaitu hujan pertama yang segera disusul dengan hujan-hujan selanjutnya.
Jumat kemarin kala pulang dari kantor betapa happy-nya hati kala rintik hujan turun. Walau terheboh-heboh dengan segala banyak tentengan berat ditepian jalan menunggu angkutan umum, tapi hujan yang turun benar-benar berkah tak terduga. Untungnya sebelum sekujur badan berair kuyup, sebuah taksi biru kosong melintas dan saya kondusif didalamnya menikmati curahan hujan super deras dari langit. Sepanjang jalan saya berharap hujan yang tidak usang ini cukup membantu air tanah sedikit terisi dan berharap ini yaitu hujan pertama yang segera disusul dengan hujan-hujan selanjutnya.
Harapan tersebut eksklusif padam kala memasuki wilayah seputar rumah. Tidak ada setetespun air yang jatuh ke tanah! Sekeliling lingkungan daerah tempat tinggal saya kering kerontang, tidak ada gejala hujan turun sama sekali. Debu masih menari-nari diterpa angin malam dan pohon cabe dalam pot di pekarangan rumah Pete terlihat layu sebab selama 2 hari tidak saya siram. Terpaksa malam itu saya menyeret selang air dan mulai mengucurkannya ke masing-masing pot. Sepertinya ekspresi dominan kemarau akan benar-benar panjang tahun ini.
Okeh kembali ke resep ayam kali ini. Saya suka menyimpan ayam yang sudah matang ibarat ini di freezer, setiap hari ketika berangkat ke kantor tinggal goreng tanpa perlu berpontang-panting mempersiapkan masakan di waktu sempit dipagi hari. Ada banyak jenis ayam goreng spicy ibarat ini yang pernah saya share di blog, nah yang ini juga tidak terlalu berbeda dengan resep sebelumnya, perbedaannya hanya versi ini dipanggang di oven.
Okeh kembali ke resep ayam kali ini. Saya suka menyimpan ayam yang sudah matang ibarat ini di freezer, setiap hari ketika berangkat ke kantor tinggal goreng tanpa perlu berpontang-panting mempersiapkan masakan di waktu sempit dipagi hari. Ada banyak jenis ayam goreng spicy ibarat ini yang pernah saya share di blog, nah yang ini juga tidak terlalu berbeda dengan resep sebelumnya, perbedaannya hanya versi ini dipanggang di oven.
Membuat ayam spicy ibarat ini super mudah, ayam utuh yang dipotong menjadi ukuran kecil dan diungkep bersama bumbu sampai matang. Ayam dapat eksklusif digoreng atau dipanggang di panggangan bila anda menghindari memakai banyak minyak dimakanan. Saya biasanya menciptakan eksklusif dari dua ekor ayam sehingga dapat stock tidak mengecewakan banyak di freezer.
Berikut resep dan prosesnya ya.
Roasted Spicy Chicken
Resep hasil modifikasi sendiri
Untuk 12 potong
Bahan:
- 1 ekor ayam (sekitar 1 kg), potong-potong menjadi ukuran kecil
- 300 ml air
Bumbu dihaluskan:
- 6 siung bawang merah
- 4 siung bawang putih
- 2 cm kunyit
- 1 ½ cm jahe
- 2 cm lengkuas
Bumbu lainnya:
- 3 sendok makan brown sugar/palm sugar
- 1 sendok teh garam
- 1 sendok makan saus tiram
- ½ sendok makan kecap Inggris (Worcestershire Sauce)
- 2 sendok makan saus tomat
- 2 sendok teh cabe bubuk
- ¼ sendok teh kayu cantik bubuk
- ½ sendok makan ketumbar bubuk
- 1/6 sendok teh jintan bubuk
Cara membuat:
Siapkan wajan/pan anti lengket, masukkan belahan ayam, tuangkan bumbu yang dihaluskan dan semua bumbu lainnya, aduk rata. Masak dengan api sedang sambil diaduk-aduk sampai cairan dari ayam menyusut.
Tuangkan air, masak ayam sampai kuah habis. Matikan kompor.
Tata ayam di sebuah loyang beralaskan silpat atau kertas baking. Panggang di panggangan suhu 200’C selama 15 menit, atau sampai permukaan ayam kering dan kecoklatan. Keluarkan dari oven, sajikan.
