Resep Bakso Loa Hoa
"Life is like riding a bicycle. To keep your balance you must keep moving"
Albert Einstein,
Hua, genap dua bulan saya tidak ngeblog. Sejujurnya, saya benar-benar berpuasa melaksanakan aktifitas memasak, bahkan memasak sajian simple untuk makan siang dikantor. Sehari-hari saya menentukan jajan diwarung dibelakang gedung perkantoran atau menghabiskan jam istirahat siang berkeliaran di seputaran area stand makanan promo GoPay di Kuningan City Mal yang berlangsung selama 3 bulan. Selama dua bulan ini, hanya Instagram saja yang rutin diupdate, itupun bukan dengan resep gres melainkan dengan resep usang di blog yang sudah semenjak dulu dipost. Bagi mereka yang bukan pembaca blog dan hanya mengikuti JTT di IG menerka saya rajin memasak sebab setiap hari (kecuali hari libur) selalu ada dua buah postingan resep yang dihadirkan. Tapi bagi pembaca blog sejati niscaya tahu, dan terkadang iseng berkomentar, "Resep usang di blog ya Mba?" Saya hanya bisa nyengir kuda.
Saya gres terpaksa mengeluarkan mikser dan aneka perabot baking jikalau kebetulan menerima endorse dengan sajian spesifik, selebihnya aktifitas memanggang camilan cantik ini benar-benar berhenti total. Setelah hampir delapan tahun rutin ber-food blogging, gres dua bulan terakhir ini saya benar-benar kehilangan mood memasak dan menulis. Tidak ada resep gres yang mengelitik minat untuk dicoba, walau list aneka resep yang disimpan di folder semakin panjang. Begitu banyak aneka makanan unik, menarik dan terlihat menggiurkan di Instagram dan You Tube, sayangnya tidak ada yang bisa menggebah rasa malas dalam diri untuk mulai menguliknya didapur. Tobat! 😃
Saya gres terpaksa mengeluarkan mikser dan aneka perabot baking jikalau kebetulan menerima endorse dengan sajian spesifik, selebihnya aktifitas memanggang camilan cantik ini benar-benar berhenti total. Setelah hampir delapan tahun rutin ber-food blogging, gres dua bulan terakhir ini saya benar-benar kehilangan mood memasak dan menulis. Tidak ada resep gres yang mengelitik minat untuk dicoba, walau list aneka resep yang disimpan di folder semakin panjang. Begitu banyak aneka makanan unik, menarik dan terlihat menggiurkan di Instagram dan You Tube, sayangnya tidak ada yang bisa menggebah rasa malas dalam diri untuk mulai menguliknya didapur. Tobat! 😃
Padahal tidak ada aktifitas berlebihan yang saya lakukan belakangan ini. Saya tetap berangkat kekantor setiap pagi dari jam delapan sampai lima sore. Weekend terkadang berkunjung ke rumah adik di Mampang menjenguk Ibu. Ibu saya yang di masa mudanya jarang pergi kemana-mana, kini di usia senja ternyata suka diajak 'kongkow' di mall atau nonton film di bioskop. Bulan lalu, saya mengajak dia menonton film Wiro Sableng, sejujurnya ini ialah film Indonesia pertama yang saya tonton semenjak tinggal di Jakarta. Terakhir menonton film Indonesia di bioskop waktu masih remaja, dikala Lupus dan Catatan Si Boy, ngetrend dimana-mana. Ternyata seru juga menghabiskan waktu dengan Ibu, walau kami terkadang hanya sekedar duduk-duduk saja tidak membeli apapun.
Jika ada waktu berlebih, saya pergi ke Cilebut menjenguk Tedy dan keluarganya. Kedua keponakan wanita saya, Kirana dan Aruna, kini semakin besar dan bertambah lucu. Aruna yang berusia tiga tahun kini mulai cendekia mengoceh, tak ada waktu yang tak diisi dengan celotehannya yang menggemaskan. Adik saya, Wiwin, bahkan iseng mengajar Aruna memanggilnya dengan sebutan mami dan bukan tante. "Ini Mami ya, kini panggilnya Mami Wiwin, bukan Tante Wiwin," Aruna tertawa, berjalan memeluk Wiwin dan berkata dengan suaranya yang lucu, "Mami!"
Jika ada waktu berlebih, saya pergi ke Cilebut menjenguk Tedy dan keluarganya. Kedua keponakan wanita saya, Kirana dan Aruna, kini semakin besar dan bertambah lucu. Aruna yang berusia tiga tahun kini mulai cendekia mengoceh, tak ada waktu yang tak diisi dengan celotehannya yang menggemaskan. Adik saya, Wiwin, bahkan iseng mengajar Aruna memanggilnya dengan sebutan mami dan bukan tante. "Ini Mami ya, kini panggilnya Mami Wiwin, bukan Tante Wiwin," Aruna tertawa, berjalan memeluk Wiwin dan berkata dengan suaranya yang lucu, "Mami!"
Di Cilebut, saya biasanya juga mengecek rumah yang dibeli dua tahun lalu. Rumah cicilan KPR tersebut sudah diserah terimakan semenjak awal tahun ini, namun sampai kini belum pernah saya tempati. Rumah dengan dua kamar tersebut mempunyai area dapur terbuka dibagian belakang, terbuka maksudnya tidak ada atap sama sekali dan menjadi satu dengan halaman belakang rumah. Nah semoga bisa ditempati maka harus dilakukan renovasi terlebih dahulu, dimulai dari memasang pompa air dan kawasan penampungannya, disusul dengan permak total area dapur. Melihat daftar pekerjaannya, kepala saya pribadi gatal teringat dengan besarnya biaya yang harus dikeluarkan. Daripada pusing lebih baik tidak usah dipikirkan dan dilupakan sejenak saja. 😄
Tapi ada berbagai weekend dimana saya hanya menghabiskan waktu dirumah saja! Bukan memasak dan mencoba resep menyerupai dulu, bukan. Melainkan menghabiskan waktu bersantai ria, menonton You Tube sampai jam satu malam, membaca koleksi novel di rak buku untuk kedua atau ketiga kalinya. Koleksi novel inipun tidak bertambah, bukan sebab hobi membaca menghilang, melainkan sayang melepaskan rupiah didompet untuk diganti dengan kertas buram segepok. Novel lama, seringkali tetap mengasyikkan jikalau dibaca dua atau tiga tahun kemudian. Saya bahkan berpikir untuk mulai menulis novel saja, betapa menyenangkan membuat aneka tokoh yang bisa sesuka hati kita permainkan nasib dan hidupnya bukan? Sudah banyak pandangan gres dongeng bermunculan dikepala, daya khayal saya tidak mengecewakan tinggi, mulai dari horror, percintaan sampai tragedi, tapi memulai menulis belahan pertama ternyata tak semudah membalikkan telapak tangan. 😆
Tapi ada berbagai weekend dimana saya hanya menghabiskan waktu dirumah saja! Bukan memasak dan mencoba resep menyerupai dulu, bukan. Melainkan menghabiskan waktu bersantai ria, menonton You Tube sampai jam satu malam, membaca koleksi novel di rak buku untuk kedua atau ketiga kalinya. Koleksi novel inipun tidak bertambah, bukan sebab hobi membaca menghilang, melainkan sayang melepaskan rupiah didompet untuk diganti dengan kertas buram segepok. Novel lama, seringkali tetap mengasyikkan jikalau dibaca dua atau tiga tahun kemudian. Saya bahkan berpikir untuk mulai menulis novel saja, betapa menyenangkan membuat aneka tokoh yang bisa sesuka hati kita permainkan nasib dan hidupnya bukan? Sudah banyak pandangan gres dongeng bermunculan dikepala, daya khayal saya tidak mengecewakan tinggi, mulai dari horror, percintaan sampai tragedi, tapi memulai menulis belahan pertama ternyata tak semudah membalikkan telapak tangan. 😆
Mungkin saya hanya bosan, jenuh, atau lelah, entahlah. Atau mungkin harus berlibur di kawasan yang benar-benar unik, berbeda, dan ekstrim? Atau mulai membuka minat lain yang jauh berbeda dari hobi yang ditekuni dikala ini? Apapun itu, yang terang saya sepakat dengan kata-kata Albert Einstein, "Life is like riding a bicycle. To keep your balance you must keep moving".
Wokeh berikut ini resep bakso loa hoa yang saya peroleh resepnya semenjak usang dari rekan kantor, Mbk Fifi. Bakso ini biasanya dibentuk dari daging sapi bercampur dengan wortel dan soun, kali ini dibentuk dari daging ayam, udang, soun dan wortel Segar, bernutrisi dan sedap. Pas banget untuk musim hujan menyerupai kini ini.
Wokeh berikut ini resep bakso loa hoa yang saya peroleh resepnya semenjak usang dari rekan kantor, Mbk Fifi. Bakso ini biasanya dibentuk dari daging sapi bercampur dengan wortel dan soun, kali ini dibentuk dari daging ayam, udang, soun dan wortel Segar, bernutrisi dan sedap. Pas banget untuk musim hujan menyerupai kini ini.
Bakso Loa Hoa
Resep didaptasikan dari Mbak Fifi
Untuk 5 porsi
Tertarik dengan hidangan berkuah segar lainnya? Silahkan klik link dibawah ini:
Untuk 5 porsi
Tertarik dengan hidangan berkuah segar lainnya? Silahkan klik link dibawah ini:
Bakso Ikan Kuah Thai
Sup Seafood Batam
Sup Tekwan
Bahan A:
- 200 gram udang kupas
- 300 gram fillet dada ayam, potong ukuran 2 x 2 cm
- 2 siung bawang merah, dihaluskan
- 3 siung bawang putih, dihaluskan
- 1 sendok teh merica bubuk
- 1 sendok makan tepung sagu/tapioka
- 1 butir putih telur
- 2 sendok teh baking powder
- 1 sendok makan kecap ikan (optional)
- 1 1/2 sendok teh gula pasir
- 1/2 sendok makan garam
- 1 sendok makan minyak
Bahan B:
- 50 gram mi soun yang sudah direbus sampai matang dan ditiriskan airnya
- 25 gram wortel, serut kasar
- 50 gram bengkuang, serut kasar
- 1 batang daun bawang, cincang halus
Bahan dan bumbu kuah:
- air bekas merebus bola-bola udang
- 1 sendok makan minyak
- 4 siung bawang putih, cincang halus
- 1 1/2 cm jahe, rajang korek api
- 2 sendok makan kecap asin
- 1 1/2 sendok teh merica putih bubuk
- 1/2 sendok makan garam
- 1 batang daun bawang, rajang halus
Pelengkap untuk taburan:
- rajangan daun bawang
- bawang merah dan bawang putih goreng
Cara membuat:
Sup Seafood Batam
Sup Tekwan
Bahan A:
- 200 gram udang kupas
- 300 gram fillet dada ayam, potong ukuran 2 x 2 cm
- 2 siung bawang merah, dihaluskan
- 3 siung bawang putih, dihaluskan
- 1 sendok teh merica bubuk
- 1 sendok makan tepung sagu/tapioka
- 1 butir putih telur
- 2 sendok teh baking powder
- 1 sendok makan kecap ikan (optional)
- 1 1/2 sendok teh gula pasir
- 1/2 sendok makan garam
- 1 sendok makan minyak
Bahan B:
- 50 gram mi soun yang sudah direbus sampai matang dan ditiriskan airnya
- 25 gram wortel, serut kasar
- 50 gram bengkuang, serut kasar
- 1 batang daun bawang, cincang halus
Bahan dan bumbu kuah:
- air bekas merebus bola-bola udang
- 1 sendok makan minyak
- 4 siung bawang putih, cincang halus
- 1 1/2 cm jahe, rajang korek api
- 2 sendok makan kecap asin
- 1 1/2 sendok teh merica putih bubuk
- 1/2 sendok makan garam
- 1 batang daun bawang, rajang halus
Pelengkap untuk taburan:
- rajangan daun bawang
- bawang merah dan bawang putih goreng
Cara membuat:
Siapkan wortel dan bengkuang yang diserut kasar. Serut pakai parutan rujak serut atau gunakan food processor. Peras kuat-kuat untuk membuang airnya, sisihkan.
Siapkan mi soun yang sudah direbus. Potong berangasan dengan gunting ukuran 2 - 3 cm.
Masukkan udang dan ayam ke dalam wadah atau kantung plastik. Simpan di freezer sampai setengah beku. Keluarkan dari freezer, masukkan ke dalam food processor atau chopper, tambahkan semua materi A lainnya. Proses sampai halus dan smooth. Adonan mempunyai tekstur pekat dan sangat halus.Jika belum terbentuk tekstur yang menyerupai ini lanjutkan menggiling aonan sampai smooth.
Matikan mesin beberapa kali semoga tidak terlalu panas dan membuat campuran menjadi matang. Tuangkan campuran ke mangkuk. Masukkan materi B ke dalam mangkuk berisi campuran ayam udang, aduk dengan jemari tangan sampai tercampur baik. Cicipi rasanya dengan menggoreng secuil adonan, tambahkan garam jikalau kurang asin.
Siapkan panci agak besar, masukkan sekitar 1,5 liter air, rebus sampai mendidih. Matikan api kompor.
Bentuk campuran dengan dua buah sendok menjadi bulatan sebesar telur puyuh. Masukkan campuran ke dalam air panas, biarkan sampai campuran mengapung. Lakukan pada semua adonan. Kemudian panaskan panci dengan api kecil sampai air mendidih dan bakso mengapung dan matang. Ambil bola-bola yang mengapung dengan saringan, sisihkan. Biarkan air rebusan tetap berada dipanci.
Siapkan wajan, panaskan 1 sdm mimyak. Tumis bawang putih dan jahe sampai harum dan matang. Matikan kompor, tuangkan tumisan kedalam panci berisi air bekas merebus bola-bola udang. masak sampai mendidih.
Masukan kecap asin, garam, merica bubuk dan daun bawang. Cicipi rasanya, tambahkan garam sesuai selera. Tata bola-bola udang dimangkuk saji, siram dengan kuahnya. Taburi dengan daun bawang dan bawang goreng. Sajikan panas.
Bentuk campuran dengan dua buah sendok menjadi bulatan sebesar telur puyuh. Masukkan campuran ke dalam air panas, biarkan sampai campuran mengapung. Lakukan pada semua adonan. Kemudian panaskan panci dengan api kecil sampai air mendidih dan bakso mengapung dan matang. Ambil bola-bola yang mengapung dengan saringan, sisihkan. Biarkan air rebusan tetap berada dipanci.
Siapkan wajan, panaskan 1 sdm mimyak. Tumis bawang putih dan jahe sampai harum dan matang. Matikan kompor, tuangkan tumisan kedalam panci berisi air bekas merebus bola-bola udang. masak sampai mendidih.
Masukan kecap asin, garam, merica bubuk dan daun bawang. Cicipi rasanya, tambahkan garam sesuai selera. Tata bola-bola udang dimangkuk saji, siram dengan kuahnya. Taburi dengan daun bawang dan bawang goreng. Sajikan panas.