Resep Cupcake Kacang Merah ( gluten-free)
Weekend adalah waktu yang sebenarnya super sibuk dibandingkan dengan 5 hari kerja dalam seminggu. Bagi saya. Di weekend, semua rencana 'tumplek blek' menjadi satu mulai dari eksperimen resep baru, project endorse (yang alhamdulilah sampai sekarang masih ada), belanja ke pasar agar kulkas terisi untuk satu atau dua minggu stock, mencuci pakaian dan membersihkan rumah. Urusan yang paling terakhir yaitu membersihkan rumah biasanya ter-skip ketika pekerjaan lain telah membuat tenaga terkuras dan meninggalkan badan yang pegal-pegal.
Target saya di jam tiga sore pada hari Sabtu atau Minggu adalah tidak ada pekerjaan rumah yang menunggu, karena sore hari di hari libur adalah menit-menit indah yang mantap dinikmati dengan sebuah film yang bagus, segentong es Milo dan setoples camilan. Sungguh demi tiga hal itu saya rela berpontang-panting sejak pukul enam pagi, di hari weekend, mengerjakan semua pe-er agar di jam tiga sore bisa santai berleha-leha di depan laptop. Kenyataannya sungguh tidak mudah saudara-saudara, sebagian besar waktu tersebut habis untuk mempersiapkan makanan agar layak difoto, memotretnya berkali-kali dan berkali-kali dengan berbagai macam angle, dan ketika semua itu berakhir meninggalkan cucian piring segambreng. Kadang semuanya baru berakhir di jam delapan malam. 😎
Target saya di jam tiga sore pada hari Sabtu atau Minggu adalah tidak ada pekerjaan rumah yang menunggu, karena sore hari di hari libur adalah menit-menit indah yang mantap dinikmati dengan sebuah film yang bagus, segentong es Milo dan setoples camilan. Sungguh demi tiga hal itu saya rela berpontang-panting sejak pukul enam pagi, di hari weekend, mengerjakan semua pe-er agar di jam tiga sore bisa santai berleha-leha di depan laptop. Kenyataannya sungguh tidak mudah saudara-saudara, sebagian besar waktu tersebut habis untuk mempersiapkan makanan agar layak difoto, memotretnya berkali-kali dan berkali-kali dengan berbagai macam angle, dan ketika semua itu berakhir meninggalkan cucian piring segambreng. Kadang semuanya baru berakhir di jam delapan malam. 😎
Sungguh food photography terkadang saya anggap sebagai kegiatan konyol. Agar hasil foto terlihat cantik, terkadang dua atau tiga piring harus dikorbankan saat memajang makanan. Demi memberikan ilusi seakan masakan dihidangkan untuk beberapa orang. Kenyataannya, pada akhir sesi foto semua makanan yang terpajang itu saya ceburkan kembali kedalam panci atau wajan. Terkadang agar tumpukan makanan terlihat membumbung tinggi sementara porsinya hanya pas-pasan, sebuah mangkuk kecil atau gumpalan tisu saya letakkan dibawahnya. Cara ini ampuh membuat volume makanan terlihat lebih banyak tanpa harus memasak dalam porsi besar. Fotografer profesional umumnya mengandalkan Photoshop untuk membuat obyek foto menjadi double atau triple, tapi saya hanyalah fotografer makanan amatiran, dan kemampuan Photoshop saya belum secanggih itu, jadi cara manual masih dilakukan. Tapi cara ini jugalah yang menyebabkan tumpukan perabotan kotor menjadi lebih banyak pada akhir sesi pemotretan. Kecuali jika kondisi sudah sedemikian melelahkan, biasanya saya sudah tidak peduli lagi dengan tata letak dan tampilan. Bahkan terkadang setting meja dengan pernik-pernik yang sama akan digunakan untuk memotret obyek makanan yang berbeda. Tobat dah.
Kondisi hectic diatas tentu saja tidak selalu terjadi di setiap weekend. Ada saat-saat dimana rasa malas luar biasa mendera, sehingga yang ingin saya lakukan hanyalah melakukan kegiatan super tidak produktif yaitu menonton YouTube seharian. Swear, taraf kecanduan saya akan internet, terutama YouTube memang sudah masuk dalam tingkat akut. Betapa inginnya dari lubuk hati yang paling dalam, selama sehari penuh saya tidak berurusan dengan laptop dan handphone. Bahkan sepertinya minus di mata akhir-akhir ini semakin bertambah, karena tarif di argo taksi saja semakin susah dibaca. Radiasi layar handphone lebih berbahaya dibandingkan dengan komputer. Buktinya dulu ketika masih memakai handphone jadul, bukan smartphone seperti saat ini, mata saya masih termasuk normal walaupun tiap hari dari pagi hingga malam digeber didepan layar laptop. Tapi sejak sering dipakai browsing internet dan menonton video melalui smartphone, dalam beberapa tahun kemampuan mata menurun drastis. Sungguh, teknologi memang memberikan kemudahan tapi tidak tanpa pengorbanan yang besar.
Nah menuju ke resep cupcake kacang merah yang super mudah ini. Saya menemukan resepnya ketika menonton vlog Weed'em n Reap. Ini adalah vlog farming lainnya yang menjadi favorit saya dan selalu diikuti perkembangannya setiap waktu. Cara membuat cupcake ini super mudah, semua bahan cukup diblender hingga smooth, dituangkan ke loyang dan dipanggang. Tidak perlu dimasukkan kedalam loyang cupcake pun tidak masalah, bisa menggunakan loyang muffin atau loyang persegi atau bulat biasa. Kebetulan saya memiliki kacang merah sisa membuat sup brenebon, dan frosting cream cheese sisa membuat cupcake wortel yang telah saya post di Instagram beberapa waktu lalu, jadi keduanya lantas dikombinasikan. Tanpa tepung sama sekali, alias gluten-free, dan tekstur cake ini lembut, moist, dan kaya protein karena terbuat dari kacang merah. Apakah cake ini bisa dikukus? Yep, tentu saja bisa.
Berikut resep dan prosesnya ya.
Berikut resep dan prosesnya ya.
Red Bean Cupcake (gluten-free)
Resep diadaptasikan dari vlog Weed'em N Reap
Untuk 12 buah
Tertarik dengan olahan manis dari kacang merah lainnya? Silahkan klik link dibawah ini:
Es Kacang Merah Nan Legit
Roti Isi Pasta Kacang Merah
Brownies Kacang Merah: Tanpa Telur! Tanpa Tepung! Tanpa Gluten!
Bahan:
- 425 gram kacang merah (yang sudah direbus hingga lunak)
- 5 butir telur
- 1 sendok teh vanilla extract
- 1/2 sendok teh garam
- 6 sendok makan minyak sayur
- 100 gram gula pasir
- 50 gram brown sugar/gula pasir
- 3 sendok makan coklat bubuk
- 1 sendok teh baking powder
- 1/2 sendok teh baking soda
Bahan frosting:
Bahan frosting:
- 113 gram mentega
- 226 gram cream cheese
- 1 sendok teh vanilla extract
- 1/4 sendok teh garam
- 500 gram gula bubuk
- beberapa tetes pasta warna merah
Cara membuat:
Cara membuat:
Siapkan loyang muffin, tata kertas cupcake kedalamnya. Atau gunakan cetakan cupcake silikon seperti yang saya pergunakan, tata cetakan disebuah loyang datar, sisihkan.
Panaskan oven, set disuhu 170'C.
Masukkan semua bahan cupcake kedalam gelas blender, proses hingga smooth.
Panaskan oven, set disuhu 170'C.
Masukkan semua bahan cupcake kedalam gelas blender, proses hingga smooth.
Tuangkan adonan ke masing-masing cup dengan porsi sama rata. Masukkan ke oven, panggang selama 25 - 30 menit atau tes dengan lidi, jika tidak ada adonan yang melekat ketika lidi ditusukkan ke tengah cupcake maka kue telah matang. Keluarkan dari oven. Biarkan hingga benar-benar dingin sebelum dihias dengan frosting.
Siapkan mangkuk mikser, masukkan mentega dan cream cheese (gunakan cream cheese batangan yang padat). Kocok dengan speed sedang hingga smooth, bebas gumpalan, masukkan vanilla extract dan garam, kocok rata. Jangan over mixing karena akan membuat mentega meleleh dan frosting menjadi terlalu lembek. Masukkan gula bubuk, aduk dengan speed rendah hingga tercampur baik. Beri beberapa tetes pasta warna merah, aduk rata.
Masukkan frosting ke plastik segitiga yang sudah dipasang spuit lubang bulat terbesar.
Semprotkan frosting ke masing-masing cupcake, pastikan kondisi kue sudah benar-benar dingin. Cupcake yang masih hangat akan membuat frosting meleleh. Sajikan.
Sumber http://justtryandtaste.blogspot.com/