Sejarah Singkat Kepramukaan Di Indonesia
Sejarah Singkat Kepramukaan di Indonesia
Salam Pramuka... niscaya kalian mengalami yang namanya Pramuka. Apasih sebetulnya pramuka itu ? Kalian niscaya berpikir bila Pramuka itu identik dengan kemiliteran namun dengan level lebih rendah dibandingkan militer. Bisa dikatakan sebagai Simulasi Kemiliteran. Apakah demikian benar ?
Tidak juga
Pramuka itu dasanya yakni melatih kepemimpinan, kemandirian, dan kekompakan regu dalam melaksanakan banyak sekali hal. Untuk menerapkan tiga poin penting itulah dilakukan segala macam latihan yang diambil ekstraknya dari Militer, mirip tata cara berbaris, kode morse, camping, hingga latihan fisik supaya kuat dikala berada di medan yang ekstrim.
Tapi, pernahkah kalian membayangkan bagaimana Pramuka itu terbentuk ? Ya, tentu Pramuka terjadi tidak pribadi jadi mirip itu. Untuk itu, kami akan terlebih dahulu memperlihatkan warta umum mengenai Bapak Pramuka Dunia, Baden Powell.
![]() |
Baden Powell, Bapak Pramuka Dunia |
Baden Powell lahir pada tanggal 22 Februari 1857 di London, Nama sesungguhnya Robert Stephenson Smyth, Ayahnya seorang Profesor Geometry di Universitas Oxford, berjulukan Baden Powell, yang meninggal ketika stephenson masih kecil.
Pengalaman-pengalaman Baden Powell semenjak kecil sangat kuat dengan adanya aktivitas kepramukaan yang ada kini ini. Pengalaman tersebut ditulisnya menjadi sebuah buku berjudul “Aids To Scouting”, yang sebetulnya memberi petunjuk kepada tentara muda Inggris semoga sanggup melaksanakan kiprah penyelidik dengan baik. Buku ini sangat menarik, tidak hanya bagi cowok bahkan orang dewasa. Tn. William Smyth sebagai seorang pemimpin Boys Brigade minta semoga BP melatih anggotanya sesuai dengan kisah pengalaman beliau.
Maka dipanggillah 21 orang cowok dari Boys Brigade di banyak sekali wilayah Negeri Inggris, di ajak berkemah dan berlatih di pulau Brownsea pada tanggal 25 Juli 1907 selama 8 hari. Tahun 1910 BP minta pensiun dari tentara dengan pangkat terakhir Letnan Jenderal. Beliau menerima titel Lord dari Raja George pada tahun 1929. BP menikah dengan Olave St.Clair Soames pada tahun 1912, dan di anugerahi tiga orang anak. BP meninggal pada tanggal 8 Januari 1941 di Nyeri, Kenya, Afrika.
Pendidikan Kepramukaan di Indonesia merupakan salah satu segi pendidikan nasional yang penting, yang merupakan bab dari sejarah usaha bangsa Indonesia. Untuk itu perlu diketahui sejarah perkembangan Kepramukaan di Indonesia.
Sejarah Singkat Gerakan Pramuka
Gagasan Boden Powell yang cemerlang dan menarik itu akibatnya menyebar ke banyak sekali negara termasuk Netherland atau Belanda dengan nama Padvinder. Oleh orang Belanda gagasan itu dibawa ke Indonesia dan didirikan organisasi oleh orang Belanda di Indonesia dengan nama NIPV (Nederland Indische Padvinders Vereeniging = Persatuan Pandu-Pandu Hindia Belanda).
Oleh pemimpin-pemimpin gerakan nasional dibuat organisasi kepanduan yang bertujuan membentuk insan Indonesia yang baik dan menjadi kader pergerakan nasional. Sehingga muncul majemuk organisasi kepanduan antara lain JPO (Javaanse Padvinders Organizatie) JJP (Jong Java Padvindery), NATIPIJ (Nationale Islamitsche Padvindery), SIAP (Sarekat Islam Afdeling Padvindery), HW (Hisbul Wathon).
Dengan adanya larangan pemerintah Hindia Belanda memakai istilah Padvindery maka K.H. Agus Salim memakai nama Pandu atau Kepanduan. Dengan meningkatnya kesadaran nasional sehabis Sumpah Pemuda, maka pada tahun 1930 organisasi kepanduan mirip IPO, PK (Pandu Kesultanan), PPS (Pandu Pemuda Sumatra) bergabung menjadi KBI (Kepanduan Bangsa Indonesia). Kemudian tahun 1931 terbentuklah PAPI (Persatuan Antar Pandu Indonesia) yang menjelma BPPKI (Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia) pada tahun 1938.
Pada waktu pendudukan Jepang Kepanduan di Indonesia dihentikan sehingga tokoh Pandu banyak yang masuk Keibondan, Seinendan dan PETA. Setelah tokoh proklamasi kemerdekaan dibentuklah Pandu Rakyat Indonesia pada tanggal 28 Desember 1945 di Sala sebagai satu-satunya organisasi kepanduan.
Sekitar tahun 1961 kepanduan Indonesia terpecah menjadi 100 organisasi kepanduan yang terhimpun dalam 3 federasi organisasi yaitu IPINDO (Ikatan Pandu Indonesia) berdiri 13 September 1951, POPPINDO (Persatuan Pandu Puteri Indonesia) tahun 1954 dan PKPI (Persatuan Kepanduan Puteri Indonesia)
Menyadari kelemahan yang ada maka ketiga federasi melebur menjadi satu dengan nama PERKINDO (Persatuan Kepanduan Indonesia). Karena masih adanya rasa golongan yang tinggi menciptakan Perkindo masih lemah. Kelemahan gerakan kepanduan Indonesia akan dipergunakan oleh pihak komunis semoga menjadi gerakan Pioner Muda mirip yang terdapat di negara komunis. Akan tetapi kekuatan Pancasila dalam Perkindo menentangnya dan dengan proteksi perdana Menteri Ir. Juanda maka usaha menghasilkan Keppres No. 238 tahun 1961 wacana Gerakan Pramuka yang pada tanggal 20 Mei 1961 ditandatangani oleh Pjs Presiden RI Ir Juanda alasannya Presiden Soekarno sedang berkunjung ke Jepang.
Di dalam Keppres ini gerakan pramuka oleh pemerintah ditetapkan sebagai satu-satunya tubuh di wilayah Indonesia yang diperkenankan menyelenggarakan pendidikan kepramukaan, sehingga organisasi lain yang ibarat dan sama sifatnya dengan gerakan pramuka dihentikan keberadaannya.
Perkembangan Gerakan Pramuka
Ketentuan dalam Anggaran Dasar gerakan pramuka wacana prinsip-prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan yang pelaksanaannya mirip tersebut di atas ternyata banyak membawa perubahan sehingga pramuka bisa menyebarkan kegiatannya. Gerakan pramuka ternyata lebih kuat organisasinya dan cepat berkembang dari kota ke desa.
Kemajuan Gerakan Pramuka akhir dari sistem Majelis Pembimbing yang dijalankan di tiap tingkat, dari tingkat Nasional hingga tingkat Gugus Depan. Mengingat kira-kira 80 % penduduk Indonesia tinggal di pedesaan dan 75 % yakni petani maka tahun 1961 Kwarnas Gerakan Pramuka menganjurkan supaya para pramuka mengadakan aktivitas di bidang pembangunan desa. Pelaksanaan anjuran ini terutama di Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur dan Jawa Barat menarik perhatian Pimpinan Masyarakat.
Maka tahun 1966 Menteri Pertanian dan Ketua Kwartir Nasional mengeluarkan isyarat bersama pembentukan Satuan Karya Taruna Bumi. Kemudian diikuti munculnya saka Bhayangkara, Dirgantara dan Bahari. Untuk menghadapi problema sosial yang muncul maka pada tahun 1970 menteri Transmigrasi dan Koperasi bersama dengan Ka Kwarnas mengeluarkan isyarat bersama wacana partisipasi gerakan pramuka di dalam penyelenggaraan transmigrasi dan koperasi. Kemudian perkembangan gerakan pramuka dilanjutkan dengan banyak sekali kerjasama untuk peningkatan aktivitas dan pembangunan bangsa dengan banyak sekali instansi terkait.