Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Resep Rujak Petis & Suka Murung Menjawab Pertanyaan Pembaca

Saya berusaha responsif menjawab pertanyaan yang masuk ke blog Resep Rujak Petis & Suka Duka Menjawab Pertanyaan Pembaca

Saya berusaha responsif menjawab pertanyaan yang masuk ke blog, Facebook atau Instagram  (untuk Twitter saya akui tidak terlalu banyak menggunakannya kecuali ketika blast post gres saja). Saya juga berusaha sabar menjawab pertanyaan pembaca alasannya yaitu yakin mereka memerlukan jawabannya. Saya berusaha menempatkan diri dari sisi pembaca, ketika mereka mecoba resep di blog dan menemukan kesulitan. Saya berusaha mengerti bahwa mereka telah mencoba mengikuti step by step yang diberikan namun risikonya berakhir berbeda. Saya berusaha menghargai mereka yang mengajukan pertanyaan atau komentar alasannya yaitu walau menuliskan komentar sangat gampang namun tidak semua orang nyaman melakukannya. Sekian tahun lamanya saya mengelola blog dan menjawab aneka pertanyaan yang bermunculan saya akui diri ini cukup terbiasa dengan bentuk pertanyaan dan komentar yang masuk tapi tetap saja ada rasa kesal kala bertemu pertanyaan atau komentar yang sedikit menjengkelkan. 😁

Saya berusaha responsif menjawab pertanyaan yang masuk ke blog Resep Rujak Petis & Suka Duka Menjawab Pertanyaan Pembaca
Saya berusaha responsif menjawab pertanyaan yang masuk ke blog Resep Rujak Petis & Suka Duka Menjawab Pertanyaan Pembaca

Pertanyaan yang paling menciptakan saya menghembuskan nafas sepanas naga yaitu bila ada pembaca yang memodifikasi materi dan teknik memasak kemudian menemukan hasil buatannya gagal. "Mba, saya mencoba cake tape spesialnya kemarin. Saya pakai teknik mengocok gula dan telur hingga mengembang, gres kemudian tape dan tepung dimasukkan. Kok cake saya risikonya bantat ya? Kira-kira apa yang salah ya?" Resep yang saya berikan di blog dan juga di Instagram meminta supaya mentega dan gula dikocok hingga pucat dan lembut, gres kemudian tape dimasukkan, disusul telur dan tepung. Cara ini terbukti sukses alasannya yaitu tape yang pekat dan kental agak susah bercampur dengan adonan. Ketika dimasukkan ke gabungan mentega dan gula, tape bisa bercampur baik, dan tidak akan menciptakan gabungan turun menyerupai ketika dicampurkan dengan gabungan telur + gula. 

Saya bahkan sudah menuliskan caption bahwa usaha saya menemukan cake tape yang mengembang dan sukses itu memerlukan trial error yang tidak sedikit dan kebanyakan cake berakhir di tempat sampah. Artinya, segala macam teknik telah dicoba dan teknik yang saya berikan inilah yang berhasil. Artinya saya sudah pernah mencoba menciptakan cake dengan cara telur dan gula dikocok hingga mengembang dan menghasilkan cake bantat. Artinya tolonglah stick to the recipe, biarkan percobaan gagal total tersebut terjadi pada diri saya, dan saya berikan resep yang terbukti sukses. Lantas saya harus menjawab apa atas pertanyaan tersebut? Betapa inginnya saya menutup mata atau menghapusnya, tapi saya tidak bisa melakukannya, terpaksa pertanyaan tersebut dijawab juga walau dengan hati bete. 😆

Saya berusaha responsif menjawab pertanyaan yang masuk ke blog Resep Rujak Petis & Suka Duka Menjawab Pertanyaan Pembaca
Saya berusaha responsif menjawab pertanyaan yang masuk ke blog Resep Rujak Petis & Suka Duka Menjawab Pertanyaan Pembaca

Pertanyaan lainnya yang banyak diajukan dan juga bisa menciptakan saya menghembuskan nafas sepanas kuda yang gres saja selesai berlari marathon keliling GBK yaitu mempertanyakan materi yang saya pakai diresep. "Mbak, apa fungsinya air asam?" Atau, "Mengapa harus pakai baking powder sih?" Atau "Apa tujuannya daun kunyit diiris halus?" Bahan-bahan yang saya masukkan diresep yaitu materi yang saya uji coba di dapur, artinya itu yang berdasarkan saya sesuai tapi mungkin tidak bagi orang lain. Jika saya merasa ternyata materi tersebut terasa tidak pas, atau tidak diharapkan dalam satu resep maka niscaya akan saya skip dari daftar materi walau pada prakteknya digunakan. Misal saya menggunakan ketumbar di sebuah resep sayur, dan ternyata hasil masakan menjadi terlalu strong rempah, maka ketika menuliskan resepnya materi tersebut saya hilangkan. Makara ketika materi tersebut masih bercokol didaftar bahan, maka berdasarkan saya memang ia diperlukan. Tidak sesuai dengan selera atau susah ditemukan dirumah? Skip saja. Mudah. 

Hal lain yang saya temukan dari komentar pembaca yaitu protes berat dengan resep masakan satu daerah. Biasanya bila saya posting satu masakan dengan menggunakan embel-embal nama tempat atau masakan khas tempat tertentu maka pembaca yang berdomisili didaerah yang sama merasa selalu ada yang salah dengan resep yang diberikan. Okeh saya mengerti masakan tempat harus dilestarikan, saya juga mengerti bahwa resep leluhur harus dipertahankan, saya juga mengerti sebaiknya tidak memodifikasi satu resep tempat tertentu secara serampangan, tapi halo, apakah ada yang bisa menjamin bahwa setiap orang yang berasal dari tempat yang sama akan memasak satu masakan dengan resep yang sama persis? Ketika saya posting resep arsik ikan mas, banyak pembaca dari Sumatera Utara yang justru amazed dengan ragam rempah yang digunakan, "Mbak, saya orisinil Batak, tapi kalau masak arsik bumbunya tidak hingga selengkap ini. Suatu ketika pengen coba bila pakai bumbu yang lengkap," komentar satu pembaca. Saya sendiri berasal dari Paron, Ngawi, tapi bahkan di Paron sendiri setiap rumah bisa mempunyai resep sayur lodeh yang berbeda-beda, atau taste sambal pecel yang tidak sama. Apakah saya protes dan menyampaikan sayur lodeh dan sambal pecel tersebut salah? Tidak.

Saya berusaha responsif menjawab pertanyaan yang masuk ke blog Resep Rujak Petis & Suka Duka Menjawab Pertanyaan Pembaca
Saya berusaha responsif menjawab pertanyaan yang masuk ke blog Resep Rujak Petis & Suka Duka Menjawab Pertanyaan Pembaca

Saya jadi teringat dengan kasus Jamie Oliver dengan video masakan gado-gadonya di You Tube. Begitu banyaknya komentar negatif tiba dari masyarakat Indonesia yang merasa resep gado-gado si Chef tidak otentik hanya alasannya yaitu menggunakan kecap ikan dan sayuran mentah. Mengapa harus begitu serius dan angkuh menyikapi sesuatu yang simple menyerupai ini? Apakah dikira si Jamie tidak bisa mencari resep otentik yang berjibun banyaknya bertebaran di net? Atau bertanya pada Chef orisinil Indonesia yang dikenalnya? Jamie Oliver memasak gado-gado dengan taste dan kreasinya sendiri dengan dasar gado-gado kita, seharusnya kita bersyukur ia masih bersedia menyebutnya dengan nama gado-gado, masakan khas Indonesia. 

Menurut saya, jarang ada resep yang pakem, resep yang bertebaran dimasyarakat umumnya yaitu hasil modifikasi resep sebelumnya. Jika menginginkan resep pakem mungkin harus bertanya pada nenek moyang yang menemukan resep tersebut. Artinya selama tidak menyimpang hingga keblinger misal resep opor ayam dibilang ayam bacem maka sah-sah saja diadaptasi dengan selera dan kondisi masing-masing. Kecuali resep baking yang memang dosis dan bahannya sudah diatur sedemikian rupa maka masakan berdasarkan saya lebih fleksibel. Makanan tidak akan berakhir menjadi gatot hanya alasannya yaitu kita tidak menggunakan air asam, atau alasannya yaitu daun kunyit diiris dan bukan dibiarkan utuh, atau alasannya yaitu kita tidak menggunakan baking powder di resep gorengan. Harus saya akui, semenjak posting masakan berbau tempat dan sering menuai protes maka saya kini jarang mengeksekusinya. Lebih baik saya posting resep hasil utak-atik a la sendiri atau resep dari negara lain, yang penting cita rasanya yummy dan gampang dipraktekkan. 😄

Saya berusaha responsif menjawab pertanyaan yang masuk ke blog Resep Rujak Petis & Suka Duka Menjawab Pertanyaan Pembaca

Kembali ke resep hari ini. Di Paron masakan ini disebut rujak petis, tapi di Surabaya bila ditambahkan kikil atau cingur sapi dan aneka  buah-buahan asam menyerupai kedondong, mangga dan nanas, maka namanya menjadi rujak cingur. Basic-nya sama, bumbunya sama, materi dasarnya pun hampir sama yaitu sayuran rebus, tempe tahu dan ketimun yang diaduk bersama saus kacang petis yang gurih, jadi bila anda hendak menambahkan kikil atau buah-buahan bercita rasa asam dipersilahkan ya. Proses membuatnya sangat gampang bahkan bisa menggunakan selai kacang sebagai pengganti kacang tanah goreng untuk menghasilkan saus rujak yang creamy. Makanan ini selalu menciptakan saya teringat dengan Paron, kampung halaman. Dulu, sebuah warung es dan bakso berjulukan Sendang Kemuning juga menjual rujak petis, rasanya mantap. 

Berikut resep dan prosesnya ya.

Saya berusaha responsif menjawab pertanyaan yang masuk ke blog Resep Rujak Petis & Suka Duka Menjawab Pertanyaan Pembaca

Rujak Petis
Resep hasil modifikasi sendiri

Untuk 4 porsi

Tertarik dengan resep rujak lainnya? Silahkan klik link resep dibawah ini:
- 2 ikat kangkung siangi, rebus hingga matang
- 1 mangkuk tauge, rendam air panas mendidih selama 1 menit dan tiriskan
- 1 papan tempe, potong ukuran 3 x 4 cm
- 5 potong tahu, ukuran 3 x 4 cm
- 1 buah ketimun, iris tipis

Bumbu tahu dan tempe goreng (blender jadi satu):
- 1/2 sendok makan ketumbar bubuk
- 2 siung bawang putih
- 1 sendok makan garam
- 50 ml air

Bumbu rujak:
- 4 buah cabe rawit, rebus
- 3 siung bawang putih, rebus
- 1 sendok teh terasi
- 3 sendok makan petis udang
- 100 gram kacang tanah goreng, blender halus
- 2 sendok makan gula jawa, sisir halus
- 1 sendok teh garam
- 2 sendok makan air asam jawa
- 150 - 200 ml air hangat

Cara membuat:

Saya berusaha responsif menjawab pertanyaan yang masuk ke blog Resep Rujak Petis & Suka Duka Menjawab Pertanyaan Pembaca

Siapkan mangkuk, masukkan cuilan tempe dan tahu, tuangkan bumbu untuk menggoreng dan lumuri tempe dan tahu dengan bumbunya. Goreng hingga matang kecoklatan, angkat dan tiriskan. Iris-iris menjadi ukuran kecil. 

Siapkan gelas blender dry mill, masukkan cabe rawit rebus, bawang putih rebus, terasi, petis, kacang tanah, gula jawa, garam, air asam jawa dan air. Blender hingga halus dan kental. Tuangkan ke mangkuk, cicipi rasanya, sesuaikan asin dan manisnya. 

Saya berusaha responsif menjawab pertanyaan yang masuk ke blog Resep Rujak Petis & Suka Duka Menjawab Pertanyaan Pembaca

Siapkan mangkuk, masukkan kangkung, tauge, cuilan tempe, tahu dan ketimun kedalamnya, siram dengan saus petisnya. Aduk rata, sajikan. Super yummy!