Tips Jitu Membuat Ijab Kabul Yang Sehat
"Bu,ada seruan dari sekolah," kata Ade sepulang sekolah.
"Undangan apa?" tanya saya.
"Ada program parenting," jawabnya sambil menyerahkan selembar kertas.
Parenting? Mendengar kata itu, perhatian saya eksklusif tertuju pada selembar surat yang sudah ada dalam genggaman tangan. Saya suka sekali jikalau ada seruan untuk menghadiri program parenting. Karena saya sangat membutuhkan ilmu pengasuhan anak. Sebagai seorang ibu dari dua orang anak yang mempunyai huruf berbeda, saya butuh ilmu yang banyak wacana pengasuhan.
Selama saya belajar, semenjak Taman Kanak-kanak sampai perguruan tinggi tinggi, rasa-rasanya belum pernah ada bahasan yang menyinggung soal cara mengasuh anak. Sepertinya saya lebih banyak mendapat pengetahuan, supaya saya menjadi anak yang baik dan berbakti pada orang tua. Namun, cara menjadi orang bau tanah yang baik rasanya saya tidak mendapatkannya.
Oleh lantaran itu, sebisa mungkin saya akan meluangkan waktu saya untuk hadir di program yang membahas wacana pengasuhan anak.
Perkiraan saya, nanti di program yang diadakan di mesjid kawasan anak saya sekolah, semua yang hadir akan dipaparkan bagaimana menjadi orang bau tanah yang baik. Bukankah, sesuai dengan nama acaranya? Parenting!
Namun, ternyata Ibu Mimin Aminah sebagai pemateri, lebih banyak membahas wacana pernikahan. Memang masih ada kaitannya juga, bukan? Pola asuh anak akan lebih maksimal jikalau keluarganya kuat, atau dengan kata lain komitmen nikah kedua orang tuanya sehat. Jadi, sebelum membahas pengasuhan anak, dibahas dahulu keadaan keluarganya.
Pernikahan merupakan sesuatu yang besar. Perlu anutan yang matang ketika kita akan mengambil keputusan untuk menikah. Hal pertama yang dilakukan yaitu bertanya pada diri sendiri.
Sudahkah kita paham, apakah komitmen nikah itu?
Kenapa kita harus menikah?
Bagaimana nanti menjalankan komitmen nikah kita?
Dan masih banyak pertanyaan yang perlu kita telusuri satu persatu. Bahkan Bu Mimin menganalogikan komitmen nikah menyerupai kita membiarkan seekor burung terbang lepas di angkasa. Burung tidak akan sanggup terbang tanpa kedua sayapnya. Kedua sayap itu sangat penting dan saling membutuhkan satu sama lain.
Begitu pula dengan suami istri dalam pernikahan. Keduanya sama pentingnya, sama-sama membutuhkan, dan saling melengkapi.
Dalam program yang diselenggarakan berkat kolaborasi komite orang bau tanah dan pihak sekolah, Bu Mimin Aminah memperlihatkan pandangan pada orang bau tanah yang hadir mengenai cara yang sanggup membuat komitmen nikah yang sehat atau sukses. Dan tips jitu membuat komitmen nikah yang sehat adalah:
- Memiliki VISI dan MISI yg jelas. Keluarga tanpa misi menyerupai keluarga yang penuh dengan spekulasi. Pernikahan yang berjalan tanpa tujuan dan arah yang pasti.
- Ada perencanaan untuk mencapai visi dan misi. Setelah memilih visi dan misi, tentu saja perlu dibentuk perencanaan untuk menjalankan komitmen nikah menuju tujuan yang diharapkan.
- Menetapkan taktik untuk mencapai visi dan misi.
- Pernikahan yang mempunyai prestasi.
Jika semua tanda yang telah dibahas ada dalam komitmen nikah kita, maka keluarga akan kuat. Lebih lanjut pemateri juga membahas ciri komitmen nikah sehat yang terakhir, yaitu komitmen nikah yang mempunyai prestasi. Menurut beliau, komitmen nikah yang berprestasi mempunyai ciri:
- Keluarga yang sanggup menumbuhkan rasa kondusif dan nyaman. Suasana keluarga yang nyaman dan aman, akan membuat belum dewasa merasa kondusif dan nyaman pula. Agar keluarga terasa nyaman, di antara pasangan suami istri hendaknya membicarakan segala sesuatu yang disukai atau tidak disukai oleh pasangan kita. Begitu pula sebaliknya, ungkapkan apa yang kita suka atau tidak kita sukai dari pasangan kita.
- Mencapai kesejahteraan keuangan. Segi keuangan merupakan hal penting yang juga harus dibicarakn dengan pasangan. Keuangan keluarga yang sehat, tercermin dari terpenuhinya kebutuhan pokok, bebas utang dan mempunyai tabungan. Pemateri menambahkan, keluarga yang mempunyai banyak utang, akan mengurangi sakinah-nya sebuah keluarga.
- Mampu menuntaskan masalah dengan baik dan benar. Sebenarnya hampir semua keluarga mempunyai masalahnya masing-masing. Namun keluarga yang sanggup menuntaskan masalahnya sanggup dikatakan sebagai keluarga yang berprestasi.
Lebih lanjut pemateri yang merupakan konsultan Keluarga Cahaya Islam, Trainer Pelatihan SMARTLOVE, dan Pengasuh rubik Curhatmu Tabloid Al Hikmah tersebut memberikan jikalau keluarga yang berpengaruh itu yaitu keluarga yang sehat. Sehat menyerupai apakah yang dimaksud oleh pemateri?
Sehatnya sebuah keluarga sanggup dilihat dari Komunikasi yang terjalin di dalam keluarga tersebut. Keluarga yang tidak sehat, merupakan akhir dari komunikasi yang lemah. Bahkan berdasarkan kasus yang sering dikonsultasikan kepada beliau, 70% yang mengakibatkan perceraian yaitu lantaran komunikasi yang buruk.
Masalah yang sering terjadi sebagian besar disebabkan lantaran salah bicara atau berbicara yang tidak pantas kepada pasangannya. Oleh karenanya, memperbaiki cara berkomunikasi dalam keluarga akan memperbaiki pula kesehatan keluarga itu sendiri.
Ada 4 ciri komunikasi yang sakit dalam keluarga:
- Jarang bertemu. Kondisi ini biasanya terjadi pada pasangan yang tinggal di kawasan yang berbeda atau lebih dikenal dengan LDR. Masalah komunikasi biasanya terjadi lantaran pasangan jarang bertemu. Ada juga pasangan yang sanggup berkomitmen dengan baik, sehingga meskipun mereka berjauhan, tetapi komunikasi berjalan dengan lancar.
- Berkumpul tetapi tidak bertemu. Anggota keluarga berada dalam satu rumah, tetapi jarang bertemu. Hal tersebut sanggup terjadi, apabila anggota keluarga sibuk dengan aktivitasnya masing-masing. Misalnya, ibu asyik menonton tv, ayah sibuk dengan laptopnya dan belum dewasa sibuk dengan gawai mereka masing-masing.
- Berkumpul, bertemu tetapi tidak berbicara. Kondisi tersebut sanggup tergambar ketika di ruang makan. Semua anggota keluarga duduk dalam satu meja, bertemu satu dengan yang lain tetapi mereka tidak saling berbicara.
- Bertemu, berkumpul, berbicara tetapi tidak subtantif. Adakalanya ibu mempunyai pembahasan berbeda dengan ayah. Atau apa yang dibicarakan oleh orang bau tanah berbeda dengan anak . Sehingga sering terjadi, masalah yang perlu dibahas terlewati, malahan membahas masalah yang lainnya. Sebenarnya banyak yang perlu dibahas dalam pernikahan, contohnya mengenai tumbuh kembang anak, visi misi keluarga untuk melunasi utang dan pembahasan penting lainnya.
Pada dasarnya komunikasi merupakan yang FITRAH. Setiap manusia butuh untuk bicara, bertanya dan mendengar. Oleh kesudahannya kitapun perlu mengerti jikalau pasangan kita butuh didengarkan dan perlu diajak berbicara.
Dalam program parenting kemarin, Ibu Mimin Aminah pun sempat bertanya pada tamu undangan. Apakah ada yang mempunyai banyak grup di media sosialnya? Karena dengan mempunyai banyak grup, menandakan jikalau kebutuhan berkomunikasi sangat penting. Bila komunikasi dalam keluarganya sehat, tampaknya mempunyai banyak grup chat di media umum tidaklah diperlukan.
Sebagai penutup, pemateri mengingatkan pada kami, bahwa landasan sebuah keluarga yg berpengaruh itu, yang didasari dengan kekuatan IMAN. Dengan kepercayaan akan mengakibatkan kekuatan komitmen yg akan melahirkan rasa cinta dan tanggung jawab. Pasangan suami istriyang selalu berjamaah dalam keimanan akan selalu dijaga oleh Allah SWT.
Baca juga :
4 Gaya Asuh Ibu Dalam Perkembangan Anak
Mendidik Anak Agar Berprestasi
Dia Bilang, Saya Ibu Yang Tegaan
Baca juga :
4 Gaya Asuh Ibu Dalam Perkembangan Anak
Mendidik Anak Agar Berprestasi
Dia Bilang, Saya Ibu Yang Tegaan