Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Resep Diam-Diam Biar Panjang Usia Dari Jepang

Hampir sebagian besar insan menginginkan supaya sanggup panjang umur panjang usia.
Itulah sebabnya semenjak mulai jaman purba, hingga pada jaman modern ibarat ini, banyak sekali daya upaya dilakukan untuk sanggup mendapat “kunci” panjang usia.
Dan itulah sebabnya pula di banyak sekali peradaban, di banyak sekali bangsa mempunyai “resep diam-diam “ supaya panjang usia.

Pada hakikatnya, umur insan memang sudah tertentu dan ditentukan. Sehingga yang dimaksud dengan panjang usia disini yaitu rata-rata kesempatan hidup.
Itulah sebabnya dikenal ada beberapa beberapa bangsa dan atau sekelompok masyarakat tertentu yang dikenal mempunyai panjang usia atau panjang umur atau mempunyai rata-rata kesempatan hidup lebih lama.

Dan salah satu bangsa yang dikenal mempunyai rata-rata kesempatan hidup lebih usang alias panjang usia yaitu bangsa Jepang.

Data dari beberapa penelitian yang pernah dilakukan, masyarakat Jepang rata-rata mempunyai ksempatan hidup atau umur hidup hingga dengan 76,25 tahun untuk kaum pria.
Sedang untuk kaum wanitanya bahkan lebih panjang lagi, yaitu sanggup mencapai usia 82,51 tahun.
Dan lantaran kenyataan itu pula, menyebabkan masyarakat Jepang menempati posisi puncak dari banyak sekali penduduk dunia yang paling usang hidup di dunia atau panjang usia.

Tapi tahukah anda, mengapa masyarakat Jepang rata-rata berumur panjang ?

Dari penelitian itu pula didapatkan rahasianya.

Dan ternyata resep diam-diam umur panjang masyarakat Jepang ternyata sangat sederhana !

Yaitu : “Cukup” mengatur nutrisi kuliner yang masuk dalam tubuhnya dengan komposisi dan proporsi seimbang.

Bagaimana masyarakat Jepang melakukannya ?

Di kalangan masyarakat Jepang terdapat pola atau suatu kebiasaan makan yang cukup unik.
Masyarakat negeri Sakura ini ternyata lebih mementingkan ekspresi dominan untuk urusan makanan.
Shun, demikian mereka menyebutnya, yang berarti berdasarkan ekspresi dominan atau musiman.
Apa artinya ?
Kurang lebih artinya ibarat ini.
Jika di Indonesia dikenal adanya ekspresi dominan (makanan), misal : ekspresi dominan durian, atau ekspresi dominan rambutan, dan sebagainya.
Sedangkan di Jepang, dikenal ekspresi dominan yang berbeda, yaitu : ekspresi dominan ikan, ekspresi dominan buah atau ekspresi dominan sayuran. Artinya, di Jepang, ekspresi dominan ( kuliner ) tidak dikaitkan dengan masa panen namun dihubungkan dengan cita rasa.

Sebagai contoh, dikala telah datang ekspresi dominan semi, masyarakat Jepang lebih suka menyantap masakan rebung bambu ( pucuk pohon bambu yang masih muda ) sebagai sajian utama ketimbang kuliner lain.
Kemudian dikala datang ekspresi dominan panas, maka sajian spesialnya yaitu ikan air tawar.
Lalu dikala ekspresi dominan gugur tiba, maka Ikan laut, dan jamur Matsutake menjadi sajian santapannya.
Sedangkan apabila datang ekspresi dominan dingin, masyarakat Jepang lebih menentukan Petsai dan jeruk mandarin.

Shun ini biasanya akan berlangsung selama 10 hari. Terutama dikala sayuran dan ikan yang dikonsumsi berada pada kondisi yang terbaik.

Karena kebiasan makan – Shun – tersebut, komposisi nutrisi yang masuk ke dalam badan rata-rata masyarakat Jepang menjadi seimbang.
Terbukti sehabis diteliti lebih lanjut, dari rekomendasi protein 65 gram / orang, ternyata rata-rata penduduk Jepang telah mengkonsumsi 90 gram/orang ( yang separuhnya berupa protein hewani ).

Karena itu rata-rata orang Jepang sanggup lebih panjang usia, bertahan hidup lebih usang dibanding dengan penduduk di dunia lainnya.


Simak juga :