Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Prinsip Kerja Relay Schneider

 Relay yakni komponen elektronik berupa saklar elektronik yang  digerakkan oleh arus lis Prinsip Kerja Relay Schneider
Relay yakni komponen elektronik berupa saklar elektronik yang digerakkan oleh arus listrik 220VAC/24VDC. Secara prinsip, relay merupakan tuas saklar dengan lilitan kawat pada batang besi
(solenoid) di dekatnya. Ketika solenoid dialiri arus listrik, tuas akan tertarik alasannya yakni adanya gaya magnet yang terjadi pada solenoid sehingga kontak saklar akan menutup. Pada dikala arus dihentikan, gaya magnet akan hilang, tuas akan kembali ke posisi semula dan kontak saklar kembali terbuka dan cara kerja relay 4 kaki.
 
Fungsi Relay biasanya dipakai untuk menggerakkan arus/tegangan yang besar (misalnya peralatan listrik 5 ampere AC 220 V) dengan menggunakan arus/tegangan yang kecil (misalnya 0.5 ampere 12 Volt DC). Relay yang paling sederhana ialah relay elektromekanis yang menunjukkan pergerakan mekanis dikala mendapat energi listrik.
Secara sederhana relay elektromekanis ini didefinisikan sebagai berikut :
• Alat yang menggunakan gaya elektromagnetik untuk menutup (atau membuka) kontak saklar.
• Saklar yang digerakkan (secara mekanis) oleh daya/energi listrik.
 
Dalam pemakaiannya biasanya relay yang digerakkan dengan arus DC dilengkapi dengan sebuah dioda yang di-paralel dengan lilitannya dan dipasang terbalik yaitu anoda pada tegangan (-) dan katoda pada tegangan (+). Ini bertujuan untuk mengantisipasi sentakan listrik yang terjadi pada dikala relay berganti posisi dari on ke off supaya tidak merusak komponen di sekitarnya.
Konfigurasi dari kontak-kontak relay ada tiga jenis, yaitu:
• Normally Open (NO), apabila kontak-kontak tertutup dikala relay dicatu
• Normally Closed (NC), apabila kontak-kontak terbuka dikala relay dicatu
Change Over (CO), relay memiliki kontak tengah yang normal tertutup, tetapi ketika relay dicatu kontak tengah tersebut akan menciptakan hubungan dengan kontak-kontak yang lain, Seperti Pada Gambar Berikut : 
 Relay yakni komponen elektronik berupa saklar elektronik yang  digerakkan oleh arus lis Prinsip Kerja Relay Schneider

 Macam - Macam Tipe Relay

Relay Juga Memiliki beberapa tegangan coil yang sesuai dengan kebutuhan sebagai berikut:
  1. 12VAC
  2. 12VDC
  3. 24VAC
  4. 24VDC
  5. 42VAC
  6. 42VDC
  7. 48VAC
  8. 48VDC
  9. 110VAC
  10. 220VAC
Untuk yang sering dipakai dan berdasarkan aku sendiri yang sering menggunakan Coil Relay yang bertegangan 24VDC dan 220VAC alasannya yakni standart aku suka bermain PLC dan untuk stock Schneider juga banyak untuk tipe tegangan yang aku rekomendasikan.

Perlu dinginan untuk menentukan Relay harus mengetahui kebutuhanya jangan hingga salah, kurang atau tidak sesaui dengan teganganya, berikut cara menentukan Relay yang benar untuk Brand Schneider :
  •  Apakah Tegangan yang anda gunakan ( 220VAC/24VDC ) 
  •  Berapak Kontak yang anda pilih jikalau ingin 2 kontak pilih yang 2C/O jikalau ingin yang 4 kontak pilih    4C/O, Maksud dari C/O sendiri itu ada Common dan keluarnya yakni Kontak NO dan NC jadi commonya dapat di pilih tegangan apapun.
  • Kontaknya ingin besar lengan berkuasa hingga berapa ampere ( 12,8,6 ) jikalau anda ingin menjalakan alat yang berat yang membutuhkan 8A maka pilih yang 12A... Tapi aku sarankan untuk menggunakan hanya 80% dari Maksimal Kekuatan Kontak Relay supaya lebih awet. 
  • Jika ingin simulasi relay tanpan menjalankan Coil Relay supaya dapat Kontak maka Pilih Relay yang dapat di Force supaya gampang untuk pengecekanya.
  • Jika Ingin ada Lednya dikala menyala Coilnya maka pilih yang ada LED.

Itu saja saran aku semoga bermanfaat untuk artikel ini.