Pengantar Kecerdikan : Proposisi, Hubungan Antar Proposisi, Definisi Term, Sifat Term, Dan Pola Soal
Pengantar Logika : Proposisi, Hubungan Antar Proposisi, Definisi Term, Sifat Term, dan Contoh Soal
PENGERTIAN DAN KEPUTUSAN
PENGERTIAN
- •Pikiran melaksanakan abstraksi/aprehensi atas hakikat dari suatu hal/benda yang konkrit
- •Bentuknya berupa Konsep
- •Verbalisasi dari konsep ialah Term.
KEPUTUSAN
- •Rangkaian pengertian
- •Ada ratifikasi dan pengingkaran: mengakui/mengiyakan/afirmasi dan mengingkari/tidak/negasi
- •Term subjek dan term predikat
- •Keputusan yang diverbalkan menghasilkan Proposisi
- •Kalimat informatif/kalimat berita/kalimat deklaratif (bukan kalimat tanya/seruan)
- •Walaupun proposisi dirumuskan dengan sebuah kalimat tetapi proposisi itu tidak boleh begitu saja diidentikkan dengan kalimat.
DEFINISI TERM
- Term ialah verbalisasi dari sebuah konsep/ide/pengertian dalam bentuk kata atau rangkaian kata
- Term = Kata (tapi tidak semua kata ialah term)
- Kategorimatis merupakan kata mempunyai pengertian sendiri (saya, rumah, sekolah)
- Sin-kategorimatis merupakan kata yang tidak mempunyai pengertian (biru, bagus, wah, yang, manis
Klasifikasi Term
A. Dilihat dari jumlah kata yang menyusun
- Term tunggal : satu kata
- Term beragam : lebih dari satu kata
B. Dilihat dari sudut fungsinya dalam proposisi
- Term subjek : sebagai subjek dalam proposisi
- Term predikat : sebagai predikat dalam proposisi
- Term Tengah : Penghubung term mayor dan term minor (silogisme)
C. Dilihat dari luas/cakupan
- Term singular : individu/barang (satu/tertentu)
- Term partikular : sebagian dari keseluruhan (beberapa)
- Term universal : keseluruhan (tanpa kecuali)
D. Dilihat dari Sifat Term
- Term berdistribusi dan tidak berdisribusi.
- Term dikatakan berdistribusi jikalau pengertiannya meliputi semua anggota (universal/keseluruhan).
- Contoh: mahasiswa ialah orang terpelajar. Sedangkan term yang tidak berdistribusi meliputi sebagian dari semua anggota, satu atau lebih (partikular). Contoh: Sebagian perempuan menginginkan kekayaan
- Term individual dan kolektif.
- Disebut individual jikalau pengertian term dikenakan pada anggota atau individu satu demi satu. Sedangkan kolektif ialah pengertian yang terkandung dalam term tidak sanggup dikenakan kepada anggota atau invidu satu demi satu melainkan sebagai suatu keseluruhan.
- Contoh: keluarga, bangsa, rombongan, masyarakat, team, kesebalasan, korps
Beberapa aliran untuk memilih luas term apabila term kolektif posisinya sebagai subjek dalam proposisi
- Jika berdiri sendiri maka luas/cakupannya universal: contoh: keluarga, masyarakat, kelompok
- Jika menunjuk pada satu kelompok/komponen tertentu maka luas/cakupannya singular. Contoh: Keluarga Sinaga, keluarga cemara, masyarakat desa Cidadap atau mengatakan pada nama kelompok/grup tertentu
E. Dilihat dari Arti term
- Univok:
- Term yang suara dan artinya sama.
- Contoh buah impor - buah lokal, uang korupsi-uang haram
- Ekuivok:
- Term yang suara sama tapi beda arti.
- Contoh, bisa = racun ular berbeda dengan bisa = mampu
- Analog:
- Term yang suara sama tp arti bisa sama bisa juga berbeda.
- Contoh: anggun wajah – anggun hati
Proposisi ialah verbalisasi dari keputusan (menghubungkan 2 konsep/pengertian/term)
“Semua kuda ialah binatang”
S P
keputusan mengiyakan/mengakui (Afirmasi):
Konsep “Kuda” (S) semuanya termasuk ke dalam konsep “binatang “(P)
“Semua kuda (adalah) bukan tumbuhan”
S P
Keputusan menyangkal/mengingkari (Negasi):
Konsep “kuda” (S) semuanya tidak termasuk ke dalam konsep “tumbuhan” (P)
Unsur-unsur Proposisi
- Quantifier (Q)
- perkataan yang mengatakan jumlah anggota kelas (cakupan/luas) yang berkedudukan sebagai subyek
- Term Subyek (S)
- term yang di dalam proposisi dinyatakan termasuk atau tidak termasuk ke dalam kelas yang lainnya (predikat)
- Kopula (K)
- perkataan sebagai kepingan dari proposisi yang mengatakan kekerabatan antara term subyek dan predikat, yang mengatakan apakah subyek termasuk atau tidak termasuk ke dalam predikat (afirmasi atau negasi)
- Predikat (P)
- term yang di dalam proposisi berkedudukan sebagai term yg ke dalamnya term subyek dinyatakan termasuk atau tidak termasuk
Quantifier merujuk pada kuantitas Term Subjek (Luas/Cakupan Term Subjek)
Problem Menentukan Quantifier
Singularitas tolong-menolong tidak menyatakan jumlah, tetapi “yang tertentu” merupakan “satu / tertentu”. Proposisi yang luasnya singular dianggap mempunyai cakupan universal (dalam silogisme)
Jakarta ialah ibukota negara Indonesia.
Makanan ini enak.
Pintu itu sulit dibuka.
Matahari terbit di timur.
Diatas merupakan cakupan universal
Latihan 1
Tentukanlah quantifiernya !
- Pensil itu milikku
- Anita ialah mahasiswa unpar
- Tuhan ialah pegangan hidupku
- DPR ialah wakil rakyat
- Mahasiswa UNPAR cerdas
- Yang mencuri berdosa
Problem Menentukan Quantifier jikalau quantifiernya eksplisit maka perlu dilihat konteksnya
Perhatikan Contoh !
- Manusia ialah makhluk berakal budi (universal)
- Mahasiswa Unpar mempunyai mobil. (singular menjadi universal)
- Mahasiswa yang tidak membawa KTM sewaktu ujian dihentikan masuk (partikular)
- Semua mahasiswa mau tidak mau harus ujian (universal)
- Lima mahasiswa kelas X mendapat penghargaan (singular menjadi universal)
- Satu orang mahasiswa lulus (singuar menjadi universal)
Latihan 2
Tentukan Jenis Proposisinya!
- Semua pegawai negeri ialah abdi negara.
- Keluarga Situmorang rajin beribadah
- Sebagian pramuka ialah lulusan sekolah dasar.
- Sebagian prajurit tidak sanggup kembali ke markas dengan cepat.
- Masyarakat Indonesia hidup dalam kemajemukan
- Sebagian balita belum bisa berlari dengan baik.
- Hampir semua satpam ialah lulusan SMA
- 6 dari 10 orang di ruangan kurang bisa memanfaatkan waktu.
- Tiga kendaraan polisi dirusak.
- Sejumlah warga dilaporkan tertembak peluru karet.
- Korps prajurit Tentara Nasional Indonesia ialah orang yang siap berkorban demi keutuhan NKRI
- 100% mahasiswa lulus dengan hasil yang memuaskan
Kopula
Kopula berfungsi sebagai penghubung term subjek dan term predikat untuk menyatakan/mengafirasi/menegasi (syarat keputusan). Kopula merujuk pada kualitas kekerabatan subjek dan predikat
- Afirmatif terjadi ratifikasi predikat terhadap subjek. Bentuk verbalnya “adalah”
- Contoh: Ahli aturan (adalah) mengenal keadilan
- Negatif terjadi pengingkaran predikat terhadap subjek. Bentuk verbalnya ”(adalah) tidak “ atau “(adalah) bukan”
- Contoh: Ahli aturan (adalah) tidak mengenal keadilan
Latihan 3
- Saya sakit
- Anak yang kemarin tiba ke rumah saya dengan mengendarai sepeda motor, kesrempet kendaraan beroda empat tadi pagi
- Masih ada orang yang membuang sampah sembarangan
Perhatian !
Perlu melaksanakan standardisasi untuk mengidentifikasi/analisis unsur-unsur dalam proposisi
Problem Menentukan Kopula
Kopula tersembunyi (tidak disebut secara eksplisit) terletak di antara S & P (hubungan afirmasi/negasi)
Perhatikan pola berikut:
- Semua mahasiswa yang membawa KTM tidak boleh masuk ruangan.
- Semua mahasiswa yang tidak membawa KTM boleh masuk ruangan.
- Semua mahasiswa yang tidak membawa KTM tidak boleh masuk ruangan.
- Semua mahasiswa dihentikan masuk.
- Semua mahasiswa tidak boleh masuk.
- Semua mahasiswa belum masuk.
- Semua mahasiswa kurang perasa.
Berdasarkan identifikasi quantifier (kuantitas) dan kopula (kualitas) maka menghasilkan 4 model proposisi sederhana/proposisi tradisional :
Bagaimana dengan Proposisi ini ?
PERINGATAN CATATAN KHUSUS !
Proposisi yang belum mempunyai bentuk standar (tradisional) perlu diubah dahulu menjadi bentuk standar (tradisional)
A, E, I, atau O
Bentuk-bentuk yang belum standar antara lain:
Tentukan Jenis Proposisi di bawah ini!
Perhatikan proposisi di bawah ini!
•Sebuah term dikatakan terdistribusi jikalau term itu ditujukan kepada semua anggota kelas yang berkedudukan sebagai term tersebut di dalam proposisi yang bersangkutan (luas cakupan/sebaran)
•Sebuah term dikatakan tidak terdistribusi jika term itu ditujukan kepada sebagian saja dari anggota kelas yang berkedudukan sebagai term tersebut di dalam proposisi yang bersangkutan (luas cakupan/sebaran)
Proposisi-proposisi sederhana yang mewujudkan sebuah proposisi beragam disebut Proposisi Komponen. Proposisi beragam dibedakan dalam 2 jenis yakni Proposisi Kompositif dan Proposisi Konjungtif.
Proposisi Kompositif terdiri atas:
Proposisi Hipotetikal
Proposisi hipotetis ialah proposisi yang terdiri atas bagian-bagian yang satu sama lainnya (satu premis atau lebih) mempunyai kekerabatan yang bersifat saling bergantung, bertentangan atau mempunyai kesamaan.
Konsekuennya benar, belum tentu antesendennya benar. Bila antesendennya benar, konsekuennya niscaya benar.
Jika hujan, saya tidak pergi.
Antecendensnya ialah jikalau hujan, Konsequesinya ialah adalah saya tidak pergi.
Jika antecendensnya disebut A, dan konsequensinya B, akan terjadilan yang berikut ini:
Tentukan antecendensnya dan konsequensinya !
Jika liontin yang dikenakan itu terbuat dari berlian, maka harganya sangat mahal
Proposisi Alternatif/Alternan
Proposisi alternatif ialah proposisi beragam yang terdiri dari dua proposisi komponen dan salah satu dari proposisi komponennya ialah benar atau dua-dunya benar (sekurang-kurangnya satu proposisi benar.)
Proposisi alterntif sanggup diubah/dikonversi menjadi proposisi hipotetikal dengan menegasi salah satu alternannya.
Contoh :
Proposisi Disjungtif
Proposisi disjungtif ialah proposisi beragam yang terdiri atas dua proposisi komponen yang kedua-duanya salah.
Proposisi Konjungtif
Proposisi konjungtif ialah proposisi beragam yang proposisi-proposisi komponennya sama derajatnya sehingga masing-masing sanggup dikemukakan yang satu lepas dari yang lain tanpa mengubah maksudnya.
Contoh:
Proposisi AEIO sanggup dihubungkan satu sama lain untuk menguji pernyataan.
Caranya:
HUBUNGAN EKUIVALENSI / KO-IMPLIKASI
Hubungan 2 proposisi yang sama, sedemikian rupa sehingga jikalau yang satu benar maka yang lain benar; demikian pula sebaliknya.
Contoh:
“Semua binatang abadi” berafiliasi ekuivalensi dengan “Semua binatang tidak tak-abadi” (non-abadi)
HUBUNGAN BEBAS
Hubungan 2 proposisi, satu proposisi tidak mengimplikasikan proposisi lain. Hubungan bebas = proposisi konjungtif (…..dan…..)
Contoh:
Anita menari (A) dan Budi bermain musik (B).
Proposisi A tidak mensugesti nilai kebenaran dari proposisi B; demikian pula sebaliknya.
Hubungan antara dua proposisi (A ke I dan E ke O) yang dimana:
“Jika Universalnya benar, maka partikularnya BENAR”
KETERANGAN
HUBUNGAN SUB-IMPLIKASI
Hubungan antara dua proposisi (I ke A dan O ke E) yang dimana:
“Jika partikularnya salah, maka universalnya pun salah”
KETERANGAN
HUBUNGAN KONTRARIS
Hubungan antara dua proposisi (A ke E atau E ke A) yang dimana:
KETERANGAN
Hubungan antara dua proposisi (I ke O atau O ke I) yang dimana
Kedua proposisi ini mustahil sama-sama salah
KETERANGAN
Jika Prop Universal BENAR, maka semua proposisi mempunyai kepastian nilai kebenaran
Jika A benar, I benar, E & O salah
Jika E benar, O benar, A & I salah
- Tak satu pun insan tidak bebas
- Tidak ada tim sepak bola ingin kalah
- Tidak semua mahasiswa lulus
- Tidak semua Orang Sunda bukan pencinta Persib
Ekuipolensi Proposisi
- Negasi Ganda
- Proposisi ini berkualitas afirmatif (pengingkaran ganda = pengakuan)
- Universal Afirmatif/A
- Tidak ada (tidak satupun) S ialah bukan P
- Semua S ialah P
- Tak satu pun insan tidak bebas
- Semua insan tidak tidak bebas
- Semua insan bebas
- Negasi bersamaan dengan “ada”
- Universal Negative/E
- Tidak ada S ialah P
- Semua S ialah bukan P
- Tidak ada tim sepak bola yang ingin kalah
- Semua tim sepakk bola tidak ingin kalah
- Kata “Tidak” di depan penunjuk kuantitas/quantifier
- Partikular Negatif/ O
- Tidak semua S ialah P
- Beberapa S ialah bukan P
- Tidak semua mahasiswa lulus
- Beberapa mahasiswa tidak lulus
- Tidak semua S ialah bukan P
- Berlaku aturan negasi ganda menjadi Partikular Afirmatif/I
- Beberapa S ialah P
PERINGATAN CATATAN KHUSUS !
Proposisi yang belum mempunyai bentuk standar (tradisional) perlu diubah dahulu menjadi bentuk standar (tradisional)
A, E, I, atau O
Bentuk-bentuk yang belum standar antara lain:
- Singular
- Ekuipolensi
- Quantifier/ kopula tersembunyi
Hati-hati dengan negasi term (tidak -, non -, tak - )
Latihan 4
Tentukan Jenis Proposisi di bawah ini!
- Semua orang yang tidak-mendapatkan izin dibiarkan masuk ruangan itu.
- Tidak ada demonstran yang tidak militan
- Sebagian mahasiswa yang bukan-berasal dari Jakarta kesulitan mendapat izin tinggal di kota tersebut.
- Tak satu pun mahasiswa tidak mengikuti kuliah logika
- Para pelaku korupsi dieksekusi penjara seumur hidup
- Tidak ada gading tak-retak.
- Seluruh akseptor Asean Games mendapat bonus
- Semua yang bukan-anggota kelas kecerdikan tidak tidak-diperbolehkan duduk di dingklik itu.
LUAS TERM
Perhatikan proposisi di bawah ini!
- Semua orang Indonesia ialah orang Asia
- Semua insan sanggup berpikir kritis
- Asep ialah orang Indonesia
- Sebagian mahasiswa UNPAR ialah orang Sunda
- Semua orang Indonesia ialah bukan orang Eropa
- Agnes Monica ialah bukan Siti Badriah
Catatan :
- Untuk proposisi afirmatif baik singular, universal dan partikular (A dan I) luas term predikat selalu partikular
- Dalam proposisi negatif baik singular, universal dan partikular luas term predikatnya selalu universal
- Dalam proposisi negatif, luas term predikatnya universal. Subjek dipisahkan dari predikat dan sebaliknya.
TABEL LUAS/CAKUPAN TERM
SYARAT SEBUAH TERM TERDISTRIBUSI
•Sebuah term dikatakan tidak terdistribusi jika term itu ditujukan kepada sebagian saja dari anggota kelas yang berkedudukan sebagai term tersebut di dalam proposisi yang bersangkutan (luas cakupan/sebaran)
Ragaan/Diagram Distribusi Term
Latihan 5
- Sebagian orang bekerja dengan tidak-rajin.
- ebagian orang tidak bekerja dengan rajin.
- Lima dari seratus orang pengemudi kendaraan bermotor pernah mengalami kecelakaan kemudian lintas.
- Masih banyak penduduk mendapat perlakuan tidak-adil.
- Hampir semua yang rajin bekerja hampir mendapat hasil banyak.
- Tidak ada kucing makan rumput
- Tidak satu pun gajah makan daging.
- Tidak semua burung bisa terbang.
- Masyarakat Indonesia mau tidak-mau harus waspada terhadap wabah demam berdarah.
- Setiap pejabat negara menjunjung tinggi moralitas.
Macam Proposisi bedasarkan Kompleksitas
- Proposisi Sederhana (simple proposition) ialah proposisi yang mempunyai satu subjek dan satu predikat.
- Proposisi Majemuk (compound proposition) ialah proposisi yang tersusun atas dua atau lebih proposisi sederhana.
Proposisi-proposisi sederhana yang mewujudkan sebuah proposisi beragam disebut Proposisi Komponen. Proposisi beragam dibedakan dalam 2 jenis yakni Proposisi Kompositif dan Proposisi Konjungtif.
Proposisi Kompositif terdiri atas:
- Proposisi Hipotetikal,
- Proposisi Alternatif
- Proposisi Disjungtif
- Proposisi Konjungtif.
Proposisi Hipotetikal
Proposisi hipotetis ialah proposisi yang terdiri atas bagian-bagian yang satu sama lainnya (satu premis atau lebih) mempunyai kekerabatan yang bersifat saling bergantung, bertentangan atau mempunyai kesamaan.
Jika….(proposisi antesenden/sebab)…., maka….(proposisi konsekuen/akibat)…..
If………, then….
Konsekuennya benar, belum tentu antesendennya benar. Bila antesendennya benar, konsekuennya niscaya benar.
Jika hujan, saya tidak pergi.
Antecendensnya ialah jikalau hujan, Konsequesinya ialah adalah saya tidak pergi.
Jika antecendensnya disebut A, dan konsequensinya B, akan terjadilan yang berikut ini:
- Jika A benar, B juga benar
- Jika B salah, A juga salah
- Jika A salah, B sanggup salah tetapi juga sanggup benar
- Jika B benar, A sanggup salah tetapi juga sanggup benar
Latihan 6
Tentukan antecendensnya dan konsequensinya !
Jika liontin yang dikenakan itu terbuat dari berlian, maka harganya sangat mahal
Proposisi Alternatif/Alternan
Proposisi alternatif ialah proposisi beragam yang terdiri dari dua proposisi komponen dan salah satu dari proposisi komponennya ialah benar atau dua-dunya benar (sekurang-kurangnya satu proposisi benar.)
Atau…., atau……….
Either….., or…..
Proposisi alterntif sanggup diubah/dikonversi menjadi proposisi hipotetikal dengan menegasi salah satu alternannya.
Jika….., maka…(tidak)….
Contoh :
- Atau dosen mengajar, atau mahasiswa malas ikut kuliah
- Atau membatalkan pembangunan kereta cepat, atau rakyat akan demonstrasi
- Atau gaya kepemimpinan yang transformatif, atau motivasi karyawan yang rendah
Proposisi Disjungtif
Proposisi disjungtif ialah proposisi beragam yang terdiri atas dua proposisi komponen yang kedua-duanya salah.
Tidak demikian halnya bahwa,….dan….
Adalah tidak benar, bahwa…..dan….
Neither…., nor….
Proposisi Konjungtif
Proposisi konjungtif ialah proposisi beragam yang proposisi-proposisi komponennya sama derajatnya sehingga masing-masing sanggup dikemukakan yang satu lepas dari yang lain tanpa mengubah maksudnya.
…., dan…..
Contoh:
- Pak Yusuf ialah dosen, dan Jessica ialah seorang mahasiswa
- Pendidikan harus mengedepankan kualitas, dan ekonomi menitikberatkan pada pemerataan pembangunan.
HUBUNGAN ANTAR PROPOSISI
Proposisi AEIO sanggup dihubungkan satu sama lain untuk menguji pernyataan.
Caranya:
- Mengandaikan pernyataan benar, atau mengandaikan pernyataan salah atau nilai kebenaran pernyataan yang satu memilih nilai pernyataan lainnya.
- Subjek dan predikatnya harus sama
- Tidak harus tahu faktanya lebih dahulu.
- Pengujian ini berupa pengandaian!
- Jangan disangkutpautkan dengan faktanya.
- Jika perlu digunakan, fakta akan dijadikan patokan.
MACAM-MACAM HUBUNGAN ANTAR PROPOSISI
HUBUNGAN EKUIVALENSI / KO-IMPLIKASI
Hubungan 2 proposisi yang sama, sedemikian rupa sehingga jikalau yang satu benar maka yang lain benar; demikian pula sebaliknya.
Pola: P = Q (≠ Proposisi hipotetikal…Jika P maka Q )
Contoh:
“Semua binatang abadi” berafiliasi ekuivalensi dengan “Semua binatang tidak tak-abadi” (non-abadi)
- Jika P benar maka Q benar.
- Jika P salah maka Q salah.
- Jika Q benar maka P benar.
- Jika Q salah maka P salah.
HUBUNGAN BEBAS
Hubungan 2 proposisi, satu proposisi tidak mengimplikasikan proposisi lain. Hubungan bebas = proposisi konjungtif (…..dan…..)
Pola: A dan B
Contoh:
Anita menari (A) dan Budi bermain musik (B).
Proposisi A tidak mensugesti nilai kebenaran dari proposisi B; demikian pula sebaliknya.
HUBUNGAN SUPER-IMPLIKASI
Hubungan antara dua proposisi (A ke I dan E ke O) yang dimana:
- Kuantifiernya berbeda: dari proposisi universal ke proposisi partikular kopulanya sama yakni sama-sama positif atau sama-sama negatif
- Superimplikasi: kekerabatan proposisi A dengan I atau E dengan O.
- Jika A (E) benar maka I (O) benar.
- Jika A (E) salah maka I (O) tidak sanggup dipastikan benar-salahnya.
“Jika Universalnya benar, maka partikularnya BENAR”
KETERANGAN
- Jika proposisi A benar, maka proposisi I PASTILAH benar
- Jika semua MHS lulus (benar: sesuai kenyataan), maka pernyataan “beberapa MHS lulus” PASTILAH benar (benar: sesuai kenyataan).
- Jika Proposisi A salah, maka proposisi I bisa benar dan bisa salah.
- Jika “semua MHS lulus” (tidak sesuai kenyataan/salah), maka kenyataannya ialah 1) bisa jadi, hanya “beberapa MHS lulus”, atau 2. bisa juga, “semua MHS tidak lulus” (artinya pernyataan “beberapa MHS lulus” ditarik dari proposisi universalnya “semua MHS lulus”.)
- Jika proposisi A tidak sesuai kenyataan (tidak benar), maka proposisi I bisa benar (“bbrp MHS lulus”), tetapi bisa juga tidak benar lantaran yang benar ialah “ semua MHS tidak lulus”.
HUBUNGAN SUB-IMPLIKASI
Hubungan antara dua proposisi (I ke A dan O ke E) yang dimana:
- Kuantifiernya berbeda: dari proposisi partikular ke proposisi universal (sub-implikasi)
- Kopulanya sama: Sama-sama positif atau sama-sama negatif
- Sub implikasi: kekerabatan proposisi I dengan A atau O dengan E
- Jika I (O) benar maka A (E) tidak sanggup dipastikan benar-salahnya.
- Jika I (O) salah maka A (E) salah
“Jika partikularnya salah, maka universalnya pun salah”
KETERANGAN
- Jika proposisi I tidak benar, maka proposisi A PASTILAH tidak benar
- Jika beberapa MHS lulus (tidak benar: tidak sesuai kenyataan), maka pernyataan “semua MHS lulus” PASTILAH salah (tidak sesuai kenyataan).
- Jika Proposisi I benar, maka proposisi A bisa benar dan bisa salah.
- Jika “beberapa MHS lulus” (sesuai kenyataan), maka kenyataan lainnya ialah 1) bisa jadi, “beberapa MHS tidak lulus”, atau 2. bisa juga, “semua MHS lulus” (artinya pernyataan “beberapa MHS lulus” ditarik dari proposisi universalnya “semua MHS lulus”.)
- Jika proposisi I sesuai kenyataan (benar), maka proposisi A bisa benar (“semua MHS lulus”), tetapi bisa juga tidak benar lantaran yang benar ialah “beberapa MHS tidak lulus”.
HUBUNGAN KONTRARIS
Hubungan antara dua proposisi (A ke E atau E ke A) yang dimana:
- Kuantifiernya sama-sama universal (luas S Universal)
- Kopulanya berbeda:
- •Yang satu positif, yang lainnya negatif
- •Antara proposisi A dengan proposisi E.
- Tidak mungkin kedua-duanya benar
- Karena kopula A: positif, dan E: negatif
- Jika proposisi A dianggap benar, maka proposisi E dianggap Salah
- Jika proposisi E dianggap benar, maka proposisi A dianggap Salah
- Dapat terjadi kedua proposisi ini sama-sama salah
- Karena luas S proposisi A dan E sama-sama universal
- Jika proposisi A dianggap salah, maka E tidak sanggup dipastikan benar/salah.
- Jika proposisi E dianggap salah, maka A tidak sanggup dipastikan benar/salah
KETERANGAN
- Jika proposisi A benar, maka proposisi E PASTI salah.
- Jika Semua MHS lulus (benar: sesuai kenyataan), maka pernyataan “Semua MHS tidak lulus” PASTILAH salah (tidak benar: tidak sesuai kenyataan).
- Jika Proposisi A salah, maka proposisi E bisa benar dan bisa salah.
- Jika “semua MHS lulus” (tidak sesuai kenyataan), maka kenyataannya ialah 1. bisa jadi, “Semua MHS tidak lulus”, atau 2. bisa juga, “Beberapa MHS lulus”.
- Jika proposisi A tidak sesuai kenyataan (tidak benar), maka proposisi E bisa benar (“Semua MHS tidak lulus”), tetapi bisa juga salah lantaran yang benar ialah “Beberapa MHS lulus”.
HUBUNGAN SUB-KONTRARIS
Hubungan antara dua proposisi (I ke O atau O ke I) yang dimana
- Kuantifiernya sama-sama partikular
- Kopulanya berbeda: yang satu positif (I) dan lainnya negatif (O).
- Hubungan antar proposisi partikular positif (I) dengan partikular negatif (O
- Karena luas S proposisi I dan O sama-sama partikular
- Jika proposisi I dianggap benar, proposisi O juga dianggap benar.
- Jika proposisi O dianggap benar, proposisi I juga dianggap benar
- Karena kopula I positif dan kopula O negatif
- Jika yang satu salah, yang lain harus benar
- Jika proposisi I salah, maka O harus benar
- Jika proposisi O salah, maka proposisi I benar
- Jika proposisi I benar, maka proposisi O tidak dpat dipastikan benar /salah
- Jika proposisi O benar, maka proposisi I tidak dpat dipastikan benar /salah
KETERANGAN
- Jika proposisi I salah, maka proposisi O PASTI benar
- Jika beberapa MHS lulus (salah: tidak sesuai kenyataan), maka pernyataan “beberapa MHS tidak lulus” PASTILAH benar (benar: sesuai kenyataan).
- Jika Proposisi I benar, maka proposisi O bisa benar dan bisa salah.
- Jika “beberapa MHS lulus” (sesuai kenyataan), maka kenyataannya ialah 1) bisa jadi, “beberapa MHS tidak lulus”, atau 2. bisa juga, “semua MHS lulus” (artinya pernyataan “beberapa MHS lulus” ditarik dari proposisi universalnya “semua MHS lulus”.)
- Jika proposisi I sesuai kenyataan (benar), maka proposisi O bisa benar (“bbrp MHS tidak lulus”), tetapi bisa juga tidak benar lantaran yang benar ialah “ semua MHS lulus”.
HUBUNGAN KONTRADIKSI
- Dua proposisi yang kuantifiernya berbeda (kuantitas) dan kopula berbeda (kualitas)
- Universal positif (A) dengan partikular negatif (O) (A ke O atau O ke A dan E ke I atau I ke E)
- Tidak mungkin kedua proposisi itu dianggap benar:
- Jika yang satu dianggap benar maka yang lain dianggap salah
- Tidak mungkin kedua proposisi itu dianggap salah
- Jika yang satu dianggap salah maka yang lain dianggap benar
- Jika A (E) benar maka O (I) salah
- Jika A (E) salah maka O (I) benar
- Jika O (I) benar maka A (E) salah
- Jika O (I) salah maka A (E) benar
GAMBAR HUBUNGAN ANTAR PROPOSISI
CARA MUDAH MENENTUKAN TINGKAT KEBENARAN HUBUNGAN PROPOSISI
KESIMPULAN
Jika Prop Universal BENAR, maka semua proposisi mempunyai kepastian nilai kebenaran
Jika A benar, I benar, E & O salah
Jika E benar, O benar, A & I salah
Jika Prop Partikular SALAH, maka semua proposisi mempunyai kepastian nilai kebenaran.
Jika I salah, A salah, E & O benar
Jika O salah, E salah, A & I benar
Jika I salah, A salah, E & O benar
Jika O salah, E salah, A & I benar
Jika Prop Universal SALAH, maka hanya satu yang punya kepastian nilai kebenaran, yaitu kontradiksinya dan berlawanan nilainya.
Jika A salah, O benar, E dan I TDD
Jika E salah, I benar, A dan O TDD
Jika Prop Partikular BENAR, maka hanya satu yang punya kepastian nilai kebenaran, yaitu kontradiksinya dan berlawanan nilainya
Jika I Benar, E salah, A dan O TDD
Jika O benar, A salah, E dan I TDD.
Jika A salah, O benar, E dan I TDD
Jika E salah, I benar, A dan O TDD
Jika Prop Partikular BENAR, maka hanya satu yang punya kepastian nilai kebenaran, yaitu kontradiksinya dan berlawanan nilainya
Jika I Benar, E salah, A dan O TDD
Jika O benar, A salah, E dan I TDD.