Resep Strawberry Cream Cheese Pound Cake
Demi tuntutan blog dan foto makanan, serta timbulnya rasa bosan dengan background (backdrop) yang itu-itu saja, ahad kemudian aku mencoba bantalan foto print out dengan aneka motif yang banyak dijual di online shop. Harganya bervariasi mulai dari tiga puluh ribu sampai ratusan ribu rupiah. Saya membeli dua buah, satu mempunyai motif marmer dan lainnya ialah motif kayu tua, ukurannya sekitar 50 x 70 cm. Selama ini aku memakai background DIY yang dibentuk sendiri, artikel prosesnya bisa diklik pada link disini. Background tersebut terbuat dari kayu peti kemas yang banyak dijual di sepanjang jalan di Lenteng Agung, Depok. Permukaan kayu dicat dengan cat kayu dan cat semprot aneka warna. Material alami memang menciptakan tampilan foto terlihat lebih natural, sayangnya dengan ukuran background yang 50 x 100 cm dan berbahan kayu, membuatnya cukup berat terutama ketika harus digunakan berganti-ganti disetiap sesi foto.
Minggu lalu, bantalan foto printing yang aku pesan di online shop pun tiba. Dua lembar background yang tergulung dalam sebuah pipa kertas. Sayangnya tampilannya ternyata tidak semengesankan menyerupai yang terpampang ditoko online. Walau cetakannya bagus namun gambarnya kurang terlihat natural. Ketika aku mencoba mengambil foto kuliner dengan bantalan foto printing ini aku dibentuk kecewa dengan hasilnya. Malas mencoba lembaran background kedua, alhasil aku kembali ke bantalan foto kayu yang selama ini setia menemani.
Background dalam food photography memang memegang peranan penting. Selayaknya sebuah lukisan dikanvas, maka obyek lukis akan semakin anggun dengan warna dan gradasi background yang sesuai. Untuk food photography, maka obyek utama ialah kuliner yang akan semakin moncer ketika didukung dengan propping dan background yang tepat. Yep, background untuk foto kuliner memang tidak selalu harus terbuat dari material tertentu menyerupai kayu atau marmer. Terkadang sebuah loyang lama atau nampan kayu yang renta pun akan terlihat anggun menjadi background. Tapi jikalau anda menyerupai aku yang hampir setiap waktu melaksanakan foto makanan, maka mengkoleksi berbagai background diperlukan. Selain menciptakan tampilan foto menjadi variatif, juga untuk memompa semangat memotret yang terkadang diambang kelelahan. 😄
Background dalam food photography memang memegang peranan penting. Selayaknya sebuah lukisan dikanvas, maka obyek lukis akan semakin anggun dengan warna dan gradasi background yang sesuai. Untuk food photography, maka obyek utama ialah kuliner yang akan semakin moncer ketika didukung dengan propping dan background yang tepat. Yep, background untuk foto kuliner memang tidak selalu harus terbuat dari material tertentu menyerupai kayu atau marmer. Terkadang sebuah loyang lama atau nampan kayu yang renta pun akan terlihat anggun menjadi background. Tapi jikalau anda menyerupai aku yang hampir setiap waktu melaksanakan foto makanan, maka mengkoleksi berbagai background diperlukan. Selain menciptakan tampilan foto menjadi variatif, juga untuk memompa semangat memotret yang terkadang diambang kelelahan. 😄
Wokeh menuju ke pound cake kali ini. Minggu kemudian aku menemukan sekotak cream cheese yang sudah berbulan-bulan lamanya di chiller kulkas. Dalam kondisi masih terbungkus rapat (belum dibuka) maka cream cheese bisa bertahan sesuai masa kedaluarsa yang tertera di kemasannya. Namun jikalau kemasannya sudah pernah dibuka maka cream cheese umumnya hanya bertahan selama 10 hari dichiller, lebih lama lagi biasanya cream cheese akan mulai menumbuhkan jamur.
Banyak pembaca JTT yang bertanya ke aku seputar cream cheese, umumnya mengenai jenis cream cheese apa yang sebaiknya digunakan untuk baking. Saya berusaha menjelaskannya di artikel kali ini menurut pengalaman saya. Bagi yang belum mengenal produk dairy (produk susu) berjulukan cream cheese maka kuliner ini ialah sejenis keju segar lunak yang terbuat dari krim dan susu. Cream cheese yang dijual di pasaran umumnya mengandung 33% lemak susu dan sekitar 55% cairan. Karena mengandung lemak susu yang tinggi maka kuliner yang memakai cream cheese mempunyai cita rasa lebih gurih, berlemak dan rich.
Banyak pembaca JTT yang bertanya ke aku seputar cream cheese, umumnya mengenai jenis cream cheese apa yang sebaiknya digunakan untuk baking. Saya berusaha menjelaskannya di artikel kali ini menurut pengalaman saya. Bagi yang belum mengenal produk dairy (produk susu) berjulukan cream cheese maka kuliner ini ialah sejenis keju segar lunak yang terbuat dari krim dan susu. Cream cheese yang dijual di pasaran umumnya mengandung 33% lemak susu dan sekitar 55% cairan. Karena mengandung lemak susu yang tinggi maka kuliner yang memakai cream cheese mempunyai cita rasa lebih gurih, berlemak dan rich.
Di supermarket, cream cheese hadir dalam dua bentuk: batangan (padat) dan cup (teksturnya lunak). Untuk keperluan baking dan dekorasi cake/cupcake (frosting), gunakan cream cheese batangan yang padat. Cream cheese jenis ini tidak mengandung banyak cairan sehingga tidak merubah tekstur adonan cake atau frosting ketika dicampurkan. Artinya, adonan cake atau frosting tidak menjadi encer yang berakibat cake menjadi bantat dan frosting berleleran, susah diaplikasikan dikala digunakan untuk mendekor. Umumnya jenis cream cheese batangan ketika disimpan di chiller akan berubah keras dan solid, jikalau ini terjadi maka cukup letakkan cream cheese di suhu ruang minimal 30 menit sebelum digunakan biar teksturnya lunak dan gampang dicampurkan bersama materi cake lainnya. Untuk cream cheese dalam cup, teksturnya lunak sebab mengandung banyak cairan. Cream cheese jenis ini sebaiknya hanya digunakan untuk keperluan memasak menyerupai adonan mashed potato atau olesan sandwich.
Jika telah dibuka dari kemasannya maka masing-masing brand cream cheese mempunyai masa simpan didalam kulkas yang berbeda-beda. Umumnya cream cheese bisa bertahan sampai 10 hari didalam kulkas, asalkan kemasan tertutup rapat. Apakah cream cheese bisa dibekukan? Yep, cream cheese bisa dibekukan dan mempunyai masa simpan sampai 3 bulan lamanya hanya saja teksturnya akan berubah. Biasanya cream cheese menjadi berbutir-butir dan tidak sepakat untuk digunakan sebagai frosting. Namun cream cheese masih bisa digunakan untuk menciptakan Japanese cheesecake dimana cream cheese perlu dipanaskan sampai meleleh, atau untuk keperluan cooking menyerupai kentang tumbuk dan saus.
Jika telah dibuka dari kemasannya maka masing-masing brand cream cheese mempunyai masa simpan didalam kulkas yang berbeda-beda. Umumnya cream cheese bisa bertahan sampai 10 hari didalam kulkas, asalkan kemasan tertutup rapat. Apakah cream cheese bisa dibekukan? Yep, cream cheese bisa dibekukan dan mempunyai masa simpan sampai 3 bulan lamanya hanya saja teksturnya akan berubah. Biasanya cream cheese menjadi berbutir-butir dan tidak sepakat untuk digunakan sebagai frosting. Namun cream cheese masih bisa digunakan untuk menciptakan Japanese cheesecake dimana cream cheese perlu dipanaskan sampai meleleh, atau untuk keperluan cooking menyerupai kentang tumbuk dan saus.
Menuju ke resep pound cake kali ini. Proses membuatnya sangat mudah, sebagaimana pound cake umumnya dimana mentega dan gula dikocok sampai ringan dan mengembang, gres kemudian cream cheese dimasukkan dan dikocok sampai tercampur baik. Telur lantas ditambahkan satu demi satu dan dikocok dengan baik untuk mencegah adonan bergerindil dan terpisah antara cairan dan materi padatnya. Tepung kemudian dimasukkan dan adonan diaduk menjadi satu. Nah untuk pound cake kali ini ditambahkan jelly strawberry sebagai motif pada cake biar tampilannya tidak terlihat plain. Bisa memakai jelly atau selai strawberry siap pakai yang banyak dijual dipasaran, tapi aku membuatnya sendiri memakai buah strawberry segar. Strawberry yang terasa asam segar menciptakan cake ini menjadi tidak monoton, hanya terasa manis saja.
Overall, tekstur cake lembut, padat dengan rasa creamy, milky yang sedap. Berikut ini proses dan resepnya.
Overall, tekstur cake lembut, padat dengan rasa creamy, milky yang sedap. Berikut ini proses dan resepnya.
Cream Cheese Pound Cake Strawberry
Resep didaptasikan dari website Southern Living - Strawberry Swirl Cream Cheese Pound Cake
Untuk 1 buah cake dengan loyang bundt diameter 24 cm
Bahan:
- 337 gram mentega/margarin
- 100 gram light brown sugar (saya pakai brand Ricoman)
- 250 gram gula pasir
- 227 gram cream cheese, kondisi lunak suhu ruang
- 6 butir telur ukuran besar
- 1 sendok teh vanilla extract
- 360 gram tepung terigu protein sedang atau serba guna
- ½ sendok teh garam
- ½ sendok makan cincangan kulit jeruk lemon
Bahan jelly strawberry:
- 300 gram strawberry segar potong dadu
- 3 sendok makan gula pasir
- ½ sendok makan tepung maizena, larutkan dengan 1 sendok makan air
- beberapa tetes pasta pewarna merah
- beberapa tetes pasta pewarna merah
Cara membuat:
Membuat jelly strawberry
Siapkan buah strawberry yang sudah dicuci dan dipotong dadu, masukkan ke dalam panci, tambahkan gula pasir dan masak dengan api sedang sambil diaduk-aduk sampai buah menjadi hancur dan kental. Tambahkan maizena, masak sampai kental. Angkat dan biarkan sampai jelly benar-benar dingin. Sisihkan.
Membuat cake:
Siapkan oven, set disuhu 170’C, letakkan rak pemanggang di tengah oven. Siapkan loyang bundt diameter 24 cm. Olesi permukaan loyang dengan adonan 1 sendok makan margarin + 1 sendok makan tepung terigu + 1 sendok makan minyak goreng. Sisihkan.
Aduk jadi satu tepung terigu, dan garam, sisihkan.
Siapkan mangkuk mikser masukkan mentega, brown sugar, dan gula pasir. Kocok dengan kecepatan rendah sampai tercampur baik. Naikkan kecepatan menjadi tinggi dan kocok sampai mentega dan gula menjadi kembang, dan lembut.
Masukkan cream cheese, kocok dengan kecepatan tinggi sampai adonan tercampur baik, mengembang dan lembut. Masukkan telur satu per satu sambil dikocok dengan kecepatan tinggi. Pastikan telur tercampur rata dengan mentega sebelum memasukkan telur berikutnya. Tambahkan vanilla extract, kocok rata. Matikan mikser.
Masukkan tepung dengan cara diayak pribadi diatas adonan, aduk dengan spatula dengan teknik aduk balik sampai tercampur baik. Masukkan cincangan kulit jeruk lemon, aduk sampai rata.
Tuangkan 1/3 adonan ke dasar loyang, ratakan dengan spatula. Tuangkan jelly strawberry (yang telah dingin) memakai sendok ke beberapa titik di permukaan adonan. Tusukkan lidi ke jelly dan buat motif melingkar di permukaannya. Masukkan sisa setengah adonan cake, ratakan permukaannya dengan spatula. Letakkan kembali sisa jelly dan buat kembali motif melingkar. Kemudian tutup dengan sisa adonan cake. Ratakan permukaannya dengan spatula.
Panggang cake di panggangan yang telah dipanaskan sebelumnya selama 45 menit, atau sampai tidak ada remah adonan melekat di permukaan lidi ketika lidi ditusukkan di pecahan tengah cake. Keluarkan cake dari oven, diamkan 15 menit sampai uap panasnya hilang. Balikkan cake di rak kawat dan biarkan sampai benar-benar cuek sebelum dipotong dan disajikan. Super yummy!